1.
Perbedaan
muntah dan gumoh pada bayi baru lahir
Jawab
:
NO
|
DILIHAT DARI
|
MUNTAH
|
GUMOH
|
1.
|
Volume
cairan atau makanan yang di muntahkan
|
Banyak, lebih dari 10 cc yang berupa
ASI atau susu formula dan makanan jika bayi berusia di atas 6 bulan.
|
Sedikit, kurang dari 10 cc yang berupa
ASI yang sudah ditelan oleh bayi
|
2.
|
Cara
keluar
|
Menyembur seperti disemprotkan
dari dalam perut dan disertai kontraksi otot perut. Kadang kala juga keluar
dari lubang hidung.
|
Mengalir biasa dari mulut. Tidak
disertai kontraksi otot perut.
|
3.
|
Umur
bayi
|
Tidak terjadi pada bayi baru
lahir. Tapi bisa terjadi pada bayi berumur 2 bulan dan dapat berlangsung
sepanjang usia.
|
Kebanyakan terjadi pada bayi
berumur beberapa minggu, 2-4 bulan atau 6 bulan dan akan hilang dengan
sendirinya.
|
4.
|
Arti
|
Bisa menjadi tanda adanya gangguan
kesehatan atau gangguan fungsi pada organ pencernaan bayi.
|
Proses alami dan wajar untuk
mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum ASI.
|
5.
|
Penyebab
|
Ada kelainan pada sistem
pencernaan bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus 12 jari.
Cairan muntah biasanya berwarna hijau. Adanya infeksi atau luka, misalnya
infeksi tenggorokan yang kadang-kadang dapat memicu bayi muntah. Cairan
muntah biasanya disertai bercak darah.
|
Bayi terlalu banyak minum ASI.
Saat minum atau makan ada udara yang ikut tertelan. Bayi gagal menelan,
karena otot-otot penghubung mulut dan kerongkongan belum matang, biasanya
terjadi pada bayi prematur.
|
6.
|
Cara
mengatasi
|
Ditangani dokter sesuai dengan
penyebabnya.
|
Disendawakan setelah bayi menyusu.
|
2.
Penyebab
terjadi gumoh pada BBL
Jawab
:
·
Anak atau bayi sudah kenyang
·
Posisi bayi saat menyusu yang salah
·
Posisi botol
·
Teburu – buru / tergesa – gesa
·
Adanya udara yang tertelan saat makan
dan minum
·
Pada bayi prematur karena otot – otot penghubung
mulut dan kerongkongan belum matang
·
Belum sempurnanya fungsi menelan
sehingga ASI yang masuk kadang keluar lagi
·
Pemberian susu yang berlebihan untuk
kapasitas lambung yang kecil
3.
Penatalaksanaan
oral trush pada BBL
Jawab
:
Oral trush adalah adanya bercak
putih pada lidah, langit – langit dan pipi bagian dalam (Wong : 1995). Bercak
tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk diambil maka akan
mengakibatkan perdarahan. Oral Trush ini sering disebut juga denagn oral
candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan
bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang
mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994: 638).
Penatalaksanaanya :
·
Jaga daerah ini agar tetap sekering mungkin.
·
Bila tidak ada yang lebih baik dapat dioleskan gentian violet 0,5% pada luka di dalam mulut
/ bibir. Obat lain yang baik adalah
larutan nistatin 100.000 u yang dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk
tetesan ke dalam mulut yang dapat mengurangi jamur.
·
Masalah pada bayi oral trush adalah susah minum dan
resiko terjadi diare. Botol dan dot di cuci bersih atau disegduh dengan
air mendidih atau direbus ( jika botol tahan direbus )
sebelum dipakai. Bayi dan anak kecil sebaiknya jangan diberikan dot atau empeng
karena selain akan menyebabkan stomatitis juga dapat mempengaruhi bentuk
rahang.
4.
Perbedaan
konstipasi dan obstipasi
NO
|
DILIHAT
DARI
|
KONSTIPASI
|
OBSTIPASI
|
1.
|
Penyebab
|
a. Masalah
diet makanan atau perubahan diet makanan biasanya sewaktu bayi mulai
diperkenalkan makanan padat.
b. Kekurangan
cairan dan serat dalam makanan.
c. Pembuatan
susu formula yang konsentrasi terlalu kuat.
d. Kebiasaan menahan/menunda keinginan BAB, sehingga
feses menjadi lebih kering dan keras
|
a. Penyaluran
makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang
mengandung air/gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena
makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.
b. Kemungkinan
adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus
tidak melakukan gerakan peristaltic.
c. Sering
menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar.
|
2.
|
Tanda
dan Gejala
|
a.
Sulit BAB
b.
BAB keras dan lama
c.
Megedan
|
a. Sering
menangis
b. Susah
tidur
c. Gelisah
d. Perut
kembung
e. Kadang-kadang
muntah
f. Abdomen
distensi dan Anoreksia
|
3.
|
Penatalaksanaan
|
a.
Memberikan diet kaya serat : buah, sayur dan lain-lain.
b.
Mengajarkan anak agar mempunyai kebiasaan BAB yang teratur setiap hari
, jangan biarkan anak menahan/menunda keinginan BAB.
c.
Jika perlu dapat diberikan obat pelunak feses.
|
a.
Usahakan diet pada ibu dan bayi
yang cukup mengandung makanan yang banyak serat, buah-buahan dan
sayur-sayuran.
b. Pemberian
laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila diperlukan saja.
c. Peningkatan
intake cairan
d. Bila
diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan usus.
|
5.
Perbedaan
karbunkel dan furunkel
Jawab
:
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi
seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus di sekitarnya. Penyebabnya adalah
bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau
jamur. Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan
terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada
jari-jari tangan. Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang
mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya
menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan
atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya
tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak
badan. Jika furunkel sering kambuhan maka keadaannya disebut furunkulosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pembiakan contoh jaringan
kulit bisa dilakukan untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah stafilokokus.
Jika bisul timbul di sekitar hidung biasanya akan diberikan antibiotik per-oral
(melalui mulut) karena infeksi bisa dengan segera menyebar ke otak.
Karbunkel
adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta
pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus.
Pembentukan dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul
tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang
lebih serius. Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di
leher bagian belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes,
gangguan sistem kekebalan dan dermatitis. Beberapa bisul bersatu
membentuk massa yang lebih besar, yang memiliki beberapa titik pengaliran
nanah. Massa ini letaknya bisa lebih dalam di bawah kulit dibandingkan dengan
bisul biasa. Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan
bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah
menderita karbunkel pada saat yang sama. Faktor resiko terjadinya karbunkel
adalah :
a. Tingkat
kebersihan yang buruk
b. Keadaan
fisik yang menurun
c. Gesekan
dengan pakaian
d. Pencukuran.
Pada kulit yang terkena ditemukan beberapa bisul
yang bersatu disertai nyeri yang sifatnya ringan atau sedang. Kulit tampak
merah dan membengkak. Karbunkel yang pecah akan mengeluarkan nanah lalu
mengering dan membentuk keropeng. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan penyebabnya, bisa
dilakukan biopsi atau pembiakan contoh jaringan yang terinfeksi. Untuk
mengendalikan infeksi diberikan sabun anti-bakteri, antibiotik topikal
(salep atau krim) dan antibiotik per-oral. Kompres
hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan. Jangan pernah memencet atau
mencoba memecahkan karbunkel di rumah, karena bisa memperburuk dan menyebarkan
infeksi. Jika nanahnya sudah mengering, luka yang tertinggal harus sering
dibersihkan dan sesudah menangani karbunkel, tangan harus dicuci bersih-bersih.
A.
Muntah
1. Pengertian
a. Muntah
adalah mengeluarkan atau regungitasi susu yang telah diminum alam jumlah kecil
(Musihatun,
2010)
b. Muntah
adalah pengeluaran isi lambung secara eksplusif melalui mulus dengan bantuan
kontraksi otot-otot perut (Mansjoer, 2000)
c. Muntah
pada bayi merupakan gejala yang sering sekali dijumpai dan dapat terjadi pada
berbagai gangguan (staf pengajar IKA FKUI, 1985)
d. Muntah
adalah keluarganya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
secara paksa melalui mulut, di sertai dengan kontraksi lambung dan abdomen
(Markum, 1991)
2. Penyebab
Muntah
a. Infeksi
pada saluran pencernaan
b. Cara
memberi makan yang salah
c. Keracunan
d. Kelainan
congenital
3. Patofisiologi
Jika
muntah menyebabkan penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan,
jika terjadi infeksi dada berulang, muntah disertai darah menyebabkan bayi
dehidrasi dan gangguan pernafasan, seperti henti nafas, biru atau nafas pendek,
hal tersebut harus diperiksa lebih lanjut dan lakukan kolaborasi dengan
spesialis anak.
4. Asuhan
anak muntah
a. Pengkajian
1) Anamnesis
tentang waktu terjadinya muntah, sifat muntahnya (misal proyektil atau tidak),
warna dan bahan yang keluar.
2) Pola
makan anak, makanan yang dimakan, serta adanya alergi susu atau makanan
tertentu
3) Riwayat
penyakit dan kemungkinan penyakit yang menyertainya, seperti obstruksi usus
halus stenosis plorus atau gangguan lainnya.
4) Bayi
dengan tanda-tanda dehidrasi bila muntahnya menghebat
5) Hubungan
anak dengan orang tua. Pada kondisi tertentu, faktor psikologis bisa merupakan
faktor pencetus muntah
6) Pemeriksaan
penunjang
Apabila
muntah terjadi terus-menerus, maka diperlukan pemeriksaan USG abdomen dan
radiologis. Hal tersebut dimaksudkan untuk memastikan letak ganguan atau
kelainan
b. Masalah
1) Muntah
: muntah yang terus menerus mengganggu aktivitas dan pola nutrisi
2) Pola
makan yang salah : makan makanan yang merangsang peningkatanasam lambung
sehingga menyebabkan muntah
3) Gangguan
psikologis : psikologi yang terganggu juga bisa merupakan penyabab muntah
c. Penanganan
1) Ciptakan
suasana tenang dan menyenangkan pada saat makan
2) Ajarkan
pola makan yang benar dan hindari makanan yang merangsang serta menimbulkan
alergi
3) Memperhatikan
menu gizi seimbang yaitu makanan yang bervariasi dan mengandung unsur
korbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
4) Ciptakan
hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak
5) Lakukan
kolaborasi apabila muntah disertai dengan gangguan
B.
Gumoh
atau Regungitasi
1. Pengertian
Regungitasi
adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan
tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 1999)
2. Penyebab
a. ASI
atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung
b. Posisi
menyusui
1) Sering
ibu menyusui dengan miring sambil tiduran sementara bayi tidur terlentang.
Akibatnya cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan tapi ke saluran
nafas, bayi pun gumoh.
2) Pemakaan
bentuk dot kecil, jika bayi suka dot besar lalu diberi dot kesil, ia akan malas
menghisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut
di bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara yang masuk ke lambung membuat
bayi gumoh
c. Klep
penutup lambung belum membuat bayi gumoh
d. Fungsi
pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung
dan usus) unutk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih
belum sempurna.
e. Terlalu
aktif
3. Cara
Meminimalisis Gumoh
a. Hindari
memberikan ASI / susu saat bayi berbaring, jaga bayi tetap dalam posisi tegak
sekitar 30 menit setelah menyusu
b. Hindari
meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut
c. Hindari
merangsang aktifitas yang berlebihan setelah bayi menyusu
d. Kontrol
jumlah ASI atau susu yang diberikan misal berikan ASI/susu dengan jumlah
sedikit tapi sering.
e. Sendawakan
bayi segera setelah menyusu
f. Check
lubang alat yang anda gunakan untuk memberikan ASI/susu.
g. Hindari
memberikan ASI/susu ketika bayi sangat lapar
h. Jika
menyusu, posisi bayi dimiringkan, kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga
membentuk sudut 45o.
i.
Jangan mengangkat bayi saat gumoh
j.
Biarkan saja jika bayi mengeluarkan
gumoh dari hidungnya
k. Hindari
bayi tersedak
4. Asuhan
Anak Gumoh
a. Pengkajian
1) Usia
timbul gumoh, gumoh sering terjadi pada anak dengan usia dibawah 6 bulan
2) Cara
dan bahan makanan yang keluar
3) Pola
minum yang perlu diperhatikan adalah apakah susu diberikan dengan menggunakan
botol, sendok/menetek pada ibunya, sudah benarkah cara meminumnya serta berapa
jumlah dan fisik pemberiannya
4) Suasana
saat minum, anak yang tergesa-gesa meminumnya mudah mengalami gumoh. Demikian
pula posisi saat minum
b. Penanganan
1) Perbaiki
teknik menyusu, cara menyusui yang benar adalah mulut bayi menempel pada
sebagian areola dan dagu menempel payudara ibu
2) Apabila
menggunakan botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh
permukaan botol dan dot harus masih seluruhnya kedalam mulut bayi
3) Sendawakan
bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan,
tetapi perlu disendawana terlebih dahulu
C.
Perbedaan
Muntah dan Gumoh
Pembeda
|
Gumoh
|
Muntah
|
Volume cairan/makanan
yang akan dikeluarkan
Cara keluar
Umur bayi
Arti
Penyebab
Cara mengatasi
|
Sedikit, kurang dari
10 cc, berupa ASI yang sudah di telah bayi
Gumoh mengalir biasa
dari mulut, tidak disertai otot perut
Terjadi pada bayi
berumur beberapa minggu 2 – 4 bulan atau 6 bulan
Proses alami dan
wajar untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum ASI
Bayi terlalu banyak
minum ASI. Saat minum atau makan ada udara yang ikut tertelan. Bayi gagal
menelan, karena otot-otot penghubung mulut dan kerongkongan yang belum matang
terjadi pada bayi prematur
Disendawakan setelah
bayi menyusu.
|
Banyak lebih dari 10
cc, berupa ASI atau susu formulan dan makanan jika bayi berusia 6 bulan atau
lebih
Menyembur seperti
disemprotkan dari dalam perut dan disertai kontraksi otot perut, kadang kala
juga keluar dari lubang hidung
Tidak terjadi pada
bayi baru lahir, tapi terjadi pada bayi berumur lebih dari 6 bulan dan dapat
berlangsung sepanjang usia
Bisa menjadi tanda
adanyan gangguan kesehatan atau gangguan fungsi pada organ pencernaan bayi
Ada kelainan pada
sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus dua
belas jari. Cairan muntah biasanya berwarna hijau. Adanya infeksi/luka
misalnya infeksi tenggorokan yang kadang-kadang dapat memicu bayi muntah.
Cairan muntah biasanya disertai bercak darah
Ditangani dokter
sesuai penyebabnya
|
D.
Kewenangan
Bidan
Kewenangan bidan dalam kasus asuhan
kebidanan neonatus, bayi dan balita dengan muntah dan gumoh, sesuai dengan
pasal 9 Pesmenkes RI Nomor 1464 /menkes/Per/X/2010 menyebutkan : bidan dalam
menjlankan praktk, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan
kesehatan ibu
2. Pelayanan
kesehatan anak
3. Pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Sesui dengan bunyi pasa 9b diatas, bidan
berwenang memberikan pelayana keseatan pada anak, meliputi bayi baru lahir,
bayi dan balita serta anak pra sekolah. Dalam kasus muntah dan gumoh ini, bidan
diharapkan mampu menjelaskan pada klien (ibu bayi) bahwa hal ini adalah hal
yang fisiologis yang terjadi pada bayi. Serta dapat dicegah baik untuk
menghindari komplikasi yang dapat menyebabkan gangguan yang serius, juga mampu
melakukan penanganan apabila terjadi muntah dan gumoh pada anak, sesuai
prosedur yang telah ditetapkan, misalnya dengan menyendawakan bayi setelah
menyusui agar tidak terjadi gumoh, dengan cara menepuk-nepuk punggung bayi
sampai terdengar bayi sendawa. Apabila bayi belum bersendawa tunggu sekitar
10-15 menit sampai bayi sendawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar