Selasa, 11 Oktober 2016

Tugas Asuhan Neonatus




1.    Perbedaan muntah dan gumoh pada bayi baru lahir
Jawab :
NO
DILIHAT DARI
MUNTAH
GUMOH
1.
Volume cairan atau makanan yang di muntahkan
Banyak, lebih dari 10 cc yang berupa ASI atau susu formula dan makanan jika bayi berusia di atas 6 bulan.
Sedikit, kurang dari 10 cc yang berupa ASI yang sudah ditelan oleh bayi
2.
Cara keluar
Menyembur seperti disemprotkan dari dalam perut dan disertai kontraksi otot perut. Kadang kala juga keluar dari lubang hidung.
Mengalir biasa dari mulut. Tidak disertai kontraksi otot perut.
3.
Umur bayi
Tidak terjadi pada bayi baru lahir. Tapi bisa terjadi pada bayi berumur 2 bulan dan dapat berlangsung sepanjang usia.
Kebanyakan terjadi pada bayi berumur beberapa minggu, 2-4 bulan atau 6 bulan dan akan hilang dengan sendirinya.
4.
Arti
Bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan atau gangguan fungsi pada organ pencernaan bayi.


Proses alami dan wajar untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum ASI.
5.
Penyebab
Ada kelainan pada sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Cairan muntah biasanya berwarna hijau. Adanya infeksi atau luka, misalnya infeksi tenggorokan yang kadang-kadang dapat memicu bayi muntah. Cairan muntah biasanya disertai bercak darah.
Bayi terlalu banyak minum ASI. Saat minum atau makan ada udara yang ikut tertelan. Bayi gagal menelan, karena otot-otot penghubung mulut dan kerongkongan belum matang, biasanya terjadi pada bayi prematur.
6.
Cara mengatasi
Ditangani dokter sesuai dengan penyebabnya.
Disendawakan setelah bayi menyusu.

2.    Penyebab terjadi gumoh pada BBL
Jawab :
·         Anak atau bayi sudah kenyang
·         Posisi bayi saat menyusu yang salah
·         Posisi botol
·         Teburu – buru / tergesa – gesa
·         Adanya udara yang tertelan saat makan dan minum
·         Pada bayi prematur karena otot – otot penghubung mulut dan kerongkongan belum matang
·         Belum sempurnanya fungsi menelan sehingga ASI yang masuk kadang keluar lagi
·         Pemberian susu yang berlebihan untuk kapasitas lambung yang kecil
3.    Penatalaksanaan oral trush pada BBL
Jawab :
Oral trush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit dan pipi bagian dalam (Wong : 1995). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral Trush ini sering disebut juga denagn oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994: 638).
Penatalaksanaanya :
·         Jaga daerah ini agar tetap sekering mungkin.
·         Bila tidak ada yang lebih baik dapat dioleskan  gentian violet 0,5% pada luka di dalam mulut / bibir. Obat lain yang baik adalah  larutan nistatin 100.000 u yang dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetesan ke dalam mulut yang dapat mengurangi jamur.
·         Masalah pada bayi oral trush adalah susah minum dan resiko terjadi diare. Botol dan dot di cuci bersih atau disegduh dengan air  mendidih  atau direbus ( jika botol tahan direbus ) sebelum dipakai. Bayi dan anak kecil sebaiknya jangan diberikan dot atau empeng karena selain akan menyebabkan stomatitis juga dapat mempengaruhi bentuk rahang.

4.    Perbedaan konstipasi dan obstipasi
NO
DILIHAT DARI
KONSTIPASI
OBSTIPASI
1.
Penyebab
a.       Masalah diet makanan atau perubahan diet makanan biasanya sewaktu bayi mulai diperkenalkan makanan padat.
b.      Kekurangan cairan dan serat dalam makanan.
c.       Pembuatan susu formula yang konsentrasi terlalu kuat.
d.      Kebiasaan menahan/menunda keinginan BAB, sehingga feses menjadi lebih kering dan keras

a.       Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang mengandung air/gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.
b.      Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltic.
c.       Sering menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar.
2.
Tanda dan Gejala
a.       Sulit BAB
b.      BAB keras dan lama
c.       Megedan
a.       Sering menangis
b.      Susah tidur
c.       Gelisah
d.      Perut kembung
e.       Kadang-kadang muntah
f.       Abdomen distensi dan Anoreksia
3.
Penatalaksanaan
a.       Memberikan diet kaya serat : buah, sayur dan lain-lain.
b.      Mengajarkan anak agar mempunyai kebiasaan BAB yang teratur setiap hari , jangan biarkan anak menahan/menunda keinginan BAB.
c.       Jika perlu dapat diberikan obat pelunak feses.
a.       Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang banyak serat, buah-buahan dan sayur-sayuran.
b.      Pemberian laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila diperlukan saja.
c.       Peningkatan intake cairan
d.      Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan usus.

5.    Perbedaan karbunkel dan furunkel
Jawab :
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur. Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong.  Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan. Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah. Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan. Jika furunkel sering kambuhan maka keadaannya disebut furunkulosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pembiakan contoh jaringan kulit bisa dilakukan untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah stafilokokus. Jika bisul timbul di sekitar hidung biasanya akan diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) karena infeksi bisa dengan segera menyebar ke otak.
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Pembentukan dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius. Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes, gangguan sistem kekebalan dan dermatitis. Beberapa bisul bersatu membentuk massa yang lebih besar, yang memiliki beberapa titik pengaliran nanah. Massa ini letaknya bisa lebih dalam di bawah kulit dibandingkan dengan bisul biasa. Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada saat yang sama. Faktor resiko terjadinya karbunkel adalah :
a.       Tingkat kebersihan yang buruk
b.      Keadaan fisik yang menurun
c.       Gesekan dengan pakaian
d.      Pencukuran.
Pada kulit yang terkena ditemukan beberapa bisul yang bersatu disertai nyeri yang sifatnya ringan atau sedang. Kulit tampak merah dan membengkak. Karbunkel yang pecah akan mengeluarkan nanah lalu mengering dan membentuk keropeng. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan penyebabnya, bisa dilakukan biopsi atau pembiakan contoh jaringan yang terinfeksi. Untuk mengendalikan infeksi diberikan sabun anti-bakteri, antibiotik topikal (salep atau krim) dan antibiotik per-oral. Kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan. Jangan pernah memencet atau mencoba memecahkan karbunkel di rumah, karena bisa memperburuk dan menyebarkan infeksi. Jika nanahnya sudah mengering, luka yang tertinggal harus sering dibersihkan dan sesudah menangani karbunkel, tangan harus dicuci bersih-bersih.
 
A.    Muntah
1.      Pengertian
a.       Muntah adalah mengeluarkan atau regungitasi susu yang telah diminum alam jumlah kecil
(Musihatun, 2010)
b.      Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksplusif melalui mulus dengan bantuan kontraksi otot-otot perut (Mansjoer, 2000)
c.       Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering sekali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan (staf pengajar IKA FKUI, 1985)
d.      Muntah adalah keluarganya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, di sertai dengan kontraksi lambung dan abdomen (Markum, 1991)
2.      Penyebab Muntah
a.       Infeksi pada saluran pencernaan
b.      Cara memberi makan yang salah
c.       Keracunan
d.      Kelainan congenital
3.      Patofisiologi
Jika muntah menyebabkan penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan, jika terjadi infeksi dada berulang, muntah disertai darah menyebabkan bayi dehidrasi dan gangguan pernafasan, seperti henti nafas, biru atau nafas pendek, hal tersebut harus diperiksa lebih lanjut dan lakukan kolaborasi dengan spesialis anak.
4.      Asuhan anak muntah
a.       Pengkajian
1)      Anamnesis tentang waktu terjadinya muntah, sifat muntahnya (misal proyektil atau tidak), warna dan bahan yang keluar.
2)      Pola makan anak, makanan yang dimakan, serta adanya alergi susu atau makanan tertentu
3)      Riwayat penyakit dan kemungkinan penyakit yang menyertainya, seperti obstruksi usus halus stenosis plorus atau gangguan lainnya.
4)      Bayi dengan tanda-tanda dehidrasi bila muntahnya menghebat
5)      Hubungan anak dengan orang tua. Pada kondisi tertentu, faktor psikologis bisa merupakan faktor pencetus muntah
6)      Pemeriksaan penunjang
Apabila muntah terjadi terus-menerus, maka diperlukan pemeriksaan USG abdomen dan radiologis. Hal tersebut dimaksudkan untuk memastikan letak ganguan atau kelainan
b.      Masalah
1)      Muntah : muntah yang terus menerus mengganggu aktivitas dan pola nutrisi
2)      Pola makan yang salah : makan makanan yang merangsang peningkatanasam lambung sehingga menyebabkan muntah
3)      Gangguan psikologis : psikologi yang terganggu juga bisa merupakan penyabab muntah
c.       Penanganan
1)      Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan pada saat makan
2)      Ajarkan pola makan yang benar dan hindari makanan yang merangsang serta menimbulkan alergi
3)      Memperhatikan menu gizi seimbang yaitu makanan yang bervariasi dan mengandung unsur korbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
4)      Ciptakan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak
5)      Lakukan kolaborasi apabila muntah disertai dengan gangguan
B.     Gumoh atau Regungitasi
1.      Pengertian
Regungitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 1999)
2.      Penyebab
a.       ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung
b.      Posisi menyusui
1)      Sering ibu menyusui dengan miring sambil tiduran sementara bayi tidur terlentang. Akibatnya cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan tapi ke saluran nafas, bayi pun gumoh.
2)      Pemakaan bentuk dot kecil, jika bayi suka dot besar lalu diberi dot kesil, ia akan malas menghisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut di bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara yang masuk ke lambung membuat bayi gumoh
c.       Klep penutup lambung belum membuat bayi gumoh
d.      Fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) unutk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
e.       Terlalu aktif
3.      Cara Meminimalisis Gumoh
a.       Hindari memberikan ASI / susu saat bayi berbaring, jaga bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu
b.      Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut
c.       Hindari merangsang aktifitas yang berlebihan setelah bayi menyusu
d.      Kontrol jumlah ASI atau susu yang diberikan misal berikan ASI/susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
e.       Sendawakan bayi segera setelah menyusu
f.       Check lubang alat yang anda gunakan untuk memberikan ASI/susu.
g.      Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sangat lapar
h.      Jika menyusu, posisi bayi dimiringkan, kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45o.
i.        Jangan mengangkat bayi saat gumoh
j.        Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya
k.      Hindari bayi tersedak
4.      Asuhan Anak Gumoh
a.       Pengkajian
1)      Usia timbul gumoh, gumoh sering terjadi pada anak dengan usia dibawah 6 bulan
2)      Cara dan bahan makanan yang keluar
3)      Pola minum yang perlu diperhatikan adalah apakah susu diberikan dengan menggunakan botol, sendok/menetek pada ibunya, sudah benarkah cara meminumnya serta berapa jumlah dan fisik pemberiannya
4)      Suasana saat minum, anak yang tergesa-gesa meminumnya mudah mengalami gumoh. Demikian pula posisi saat minum
b.      Penanganan
1)      Perbaiki teknik menyusu, cara menyusui yang benar adalah mulut bayi menempel pada sebagian areola dan dagu menempel payudara ibu
2)      Apabila menggunakan botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masih seluruhnya kedalam mulut bayi
3)      Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawana terlebih dahulu
C.    Perbedaan Muntah dan Gumoh
Pembeda
Gumoh
Muntah
Volume cairan/makanan yang akan dikeluarkan

Cara keluar





Umur bayi





Arti




Penyebab










Cara mengatasi
Sedikit, kurang dari 10 cc, berupa ASI yang sudah di telah bayi


Gumoh mengalir biasa dari mulut, tidak disertai otot perut



Terjadi pada bayi berumur beberapa minggu 2 – 4 bulan atau 6 bulan


Proses alami dan wajar untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum ASI

Bayi terlalu banyak minum ASI. Saat minum atau makan ada udara yang ikut tertelan. Bayi gagal menelan, karena otot-otot penghubung mulut dan kerongkongan yang belum matang terjadi pada bayi prematur

Disendawakan setelah bayi menyusu.
Banyak lebih dari 10 cc, berupa ASI atau susu formulan dan makanan jika bayi berusia 6 bulan atau lebih

Menyembur seperti disemprotkan dari dalam perut dan disertai kontraksi otot perut, kadang kala juga keluar dari lubang hidung

Tidak terjadi pada bayi baru lahir, tapi terjadi pada bayi berumur lebih dari 6 bulan dan dapat berlangsung sepanjang usia

Bisa menjadi tanda adanyan gangguan kesehatan atau gangguan fungsi pada organ pencernaan bayi

Ada kelainan pada sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus dua belas jari. Cairan muntah biasanya berwarna hijau. Adanya infeksi/luka misalnya infeksi tenggorokan yang kadang-kadang dapat memicu bayi muntah. Cairan muntah biasanya disertai bercak darah

Ditangani dokter sesuai penyebabnya


D.    Kewenangan Bidan
Kewenangan bidan dalam kasus asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita dengan muntah dan gumoh, sesuai dengan pasal 9 Pesmenkes RI Nomor 1464 /menkes/Per/X/2010 menyebutkan : bidan dalam menjlankan praktk, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
1.       Pelayanan kesehatan ibu
2.       Pelayanan kesehatan anak
3.       Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Sesui dengan bunyi pasa 9b diatas, bidan berwenang memberikan pelayana keseatan pada anak, meliputi bayi baru lahir, bayi dan balita serta anak pra sekolah. Dalam kasus muntah dan gumoh ini, bidan diharapkan mampu menjelaskan pada klien (ibu bayi) bahwa hal ini adalah hal yang fisiologis yang terjadi pada bayi. Serta dapat dicegah baik untuk menghindari komplikasi yang dapat menyebabkan gangguan yang serius, juga mampu melakukan penanganan apabila terjadi muntah dan gumoh pada anak, sesuai prosedur yang telah ditetapkan, misalnya dengan menyendawakan bayi setelah menyusui agar tidak terjadi gumoh, dengan cara menepuk-nepuk punggung bayi sampai terdengar bayi sendawa. Apabila bayi belum bersendawa tunggu sekitar 10-15 menit sampai bayi sendawa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar