Selasa, 11 Oktober 2016

materi imunisasi



HAND OUT

MATA KULIAH            :   Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
TOPIK                          :   Imunisasi
SUB TOPIK             :   1. Imunisasi Dasar
                             2. Imunisasi Lanjutan
WAKTU                        :   100 menit
DOSEN                        :   Meilisa, S.SiT
OBYEKTIF PERILAKU SISWA
 



          Mahasiswa mampu Menjelaskan Konsep Dasar Konsep asuhan neonatus, bayi dan anak balita.
REFERENSI

 



1.     Saifudin Abdul Bahri. 2010. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal . Jakarta: YBP_SP
2.    Wahyuni, Sari. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta : EGC
3.    Williamson, Amanda dan Crozier, Kenda. 2014. Buku Ajar Asuhan Neonatus. Jakarta: EGC
4.    Vivi. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: Nuha Medika


MATERI IMUNISASI
 



A. Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tententu sedangkan. Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. Dalam tubuh antigen akan bereaksidengan antibody sehingga akan terjadi kekebalan. Juga ada vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman yang disebut anti toksin.

B. Tujuan Imunisasi
  1. Untuk mencegah /melindungi dari penyakit tertentu
  2. Apabila terjadi penyakit tidak terlalu parah
  3. Dapat mencegah timbulnya cacat atau kematian

C. Jenis imunisasi
  1. Imunisasi aktif
Kekebalan aktif adalah Kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak thd suatu penyakit tertentudimana prosesnya lambat tetapi dapatbertahan lama.
Ada 2 macam :
a.       Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami/ sembuh dari suatu penyakit, misalnya anak yang telah menderita campak setelah sembuh tidak akan terserang campak lagi karena tubuhnya telah membuat zat penolak terhadap penyakit tersebut.
b.      Kekebalan aktif buatan yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi) misalnya anak diberi vaksinasi BCG, DPT dan polio.
  1. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif adalah tubuh tidak membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut   luar setelah memperoleh zat penolak sehingga prosesnya cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan ada 2 macam :
a.       Kekebalan Pasif alamiah atau pasif bawaan yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama ( kira kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
b.      Kekebalan Pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya pemberian vaksinasi ATS ( anti tetanus serum)

D. Jenis vaksin yang digunakan pada dasarnya dibuat dari :
  1. virus dari kuman hidup yang dilemahkan
a.       virus campak dalam vaksin campak
b.      virus polio dalam jenis sabinpada vaksin polio
c.       Kuman TBC dalam vaksin BCG
  1. Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti :
a.       bakteri pertusis dalam DPT
b.      virus polio jenis salk dalam vaksin polio
  1. vaksin dari racun/ toksin kuman yang dilemahkan
a.       racun kuman TT, difteri toxoid dalan DPT
  1. vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman :
a.       vaksin yang dibuat dari protein  yaitu hepatitis B

E. Persyaratan pemberian vaksin
  1. Pada bayi/ anak yang sehat
  2. Kontra Indikasi pada bayi yang sedang sakit 
-          Sakit keras
-          Dalam masa tunas suatu penyakit
-          defisiensi imunologi
  1. vaksin harus baik disimpan dalam almari es dan belum lewat masa berlakunya
  2. pemberian dengan teknik yang tepat
  3. mengetahui jadwal, umur dan jenis imunisasi
  4. tepat vaksin
  5. tepat dosis

F. Cara pengambilan dan penyuntikan
1.      Teknik dan prosedur injeksi sesuai jenis imunisasi ( IC, SC, IM , peroral )
2.      Pengambilan vaksin harus hati-hati dengan cara sbb :
a.       Bagian tengah tutup botol metal dibuka sehingga kelihatan karet
b.      Tutup karet didesinfeksi dengan desinfektan
c.       Ambil jarum yang streril dengan spuitnya untuk mengisap vaksin kedalam spuit
d.      Kulit yang akan disuntik didesinfektan, kemudian dibersihkan dengan kapas alcohol baru dilakukan penyuntikan.

G. Reaksi tubuh terhadap/ setelah imunisasi
  1. Reaksi lokal
Biasanya terlihat pada tempat penyuntikan misalnya terjadi pembengkakan, yang kadang disertai demam, agak sakit.
  1. Reaksi umum
Dapat terjadi kejang kejang , shock dll.
Pada keadaan pertama (reaksi local) ibu takusah panic sebab panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi. Tetapi pada keadaan kedua (reaksi umum) sebaiknya ibu konsultasi pada dokter.

H. Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah :
  1. TBC
  2. Difteri
  3. Pertusis
  4. Tetanus
  5. Polio
  6. Campak
  7. Hepatitis B

I.         MACAM MACAM VAKSIN
  1. Vaksin BCG
·         Membuat kekebalan terhadap penyakit TBC
·         Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan sebaiknya 0-2 bulan
·         Vaksinasi ulang usia 5 tahun
·         Dosis 0,05 cc , IC ( 1/3 lengan kanan atas)
·         Sebelum menyuntikan vaksin dilarutkan dengan 4 cc pelarut Na Cl 0,9 %
·         Vaksin yang sudah dilarutkan digunakan maks 3 jam
·         Disimpan dengan suhu 4-8 0 celcius
·         Imunisasi > 2 bulan → mantoux test , jika positif jangan diimunisasi
·         Keefektifan 5s/d 10 tahun, ≠ 100%
·         Efek samping :
-          pada dasarnya tidak ada
-          timbul pembengkakan ( setelah 2 minggu)
-          abses kecil ( diameter 10 mm) , suhu meningkat
-          luka, sembuh dengan sendirinya dengan meninggalkan jaringan parut 4-8 mm
KIPI : anak yang sakit ditempat penyuntikan , anak yang terjangkit TBC

  1. Vaksin DPT ( Difteri, pertusis, Tetanus)
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberi kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit dipteri, pertusis dan tetanus
Vaksin pertusis terbuat dario kuman bardotella pertusis yang telah dimatikan , dikemaskan dengan vaksin difteri dan tetanus.
a.      Jenis
Vaksin tetanus dikenal ada 2 macam vaksin yaitu:
    1. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toxoid tetanus, kuman tetanus yang dilemahkan ada 3 macam :
1)      kemasan tunggal (TT)
2)      kemasan dengan vaksin difteri (DT)
3)      kemasan dengan vaksin difteri tetanus pertusis (DPT)
    1. kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif yaitu ATS (anti tetanus serum)
b.      Jadwal pemberiannya:
1.      pada bayi umur antara 2-11 bulan sebanyak 3 x suntikan dengan selang 4 minggu secara IM
2.      imunisasi ulang lainnya diberikan setelah umur 11/2 -2 tahun
3.      Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun ( kelas 1 SD)
4.      diulang lagi pada umur 10 tahun ( menjelang tamat SD)
KIPI:
Reaksi yang mungkin terjadi setelah pemberian imunisasi adalah demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari, kadang terjadi reaksi yang lebih berat seperti demam tinggi dan kejang → disebabkan unsur pertusisnya.
Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT :
1.      vaksin difteri 80-90 %
2.      vaksin pertusis 50-60 %
3.      vaksin tetanus 90-95 %
c.       Kontra indikasi pemberian vaksin DPT :
1.      anak dengan sakit keras
2.      riwayat kejang bila demam
3.      panas tinggi yg > 38 0 C
4.      penyakit ganggguan kekebalan ( def imun)
  1. Vaksin Polio
a.       untuk mendapatkan kekebalan poliomielitis
b.      pencegahan :
1)      kekebalan pasif bawaan ( 3-6 bulan terlindung polio)
2)      kekebalan aktif alam ( setelah infeksi dengan virus ganas)
·         Vaksin polio terdapat dalam 2 kemasan :
    1. vaksin salk → disuntikan
    2. vaksin sabin → oral
·         Jadwal pemberian vaksin polio
    1. bayi 2-11 bulan → 3x , 2 tetes dengan interval 4 minggu
    2. ulangan pada umur 1,5-2 tahun
    3. menjelang 5 tahun
    4. umur 10 tahun
·         kekebalan yang diperoleh 45-100 %
·         Efek samping → hampir tidak ada
                                  Nangis, rewel, berak ringan
                                  Kelumpuhan anggota gerak
·         Kontra indikasi :
d.      diare berat
e.       anak sakit parah
f.       defisiensi  kekebalan
  1. Vaksin campak
a.       kekebalan penyakit campak, vaksin campak → virus campak hidup yang dilemahkan
b.      vaksin campak dalam kemasan kering tunggal atau kombinasi dengan MMR
c.       jadWal pada usia 9-11 bulan
d.      dosis 0,5 cc dengan injeksi SC
e.       apabila diberikan < 9 bulan, diulang usia 15 bulan
f.       vaksin disebut “ FURTHER ATTERNATED LIFE MEASLES VAKSIN”
g.      Pemberian 1x bersamaan DPT III  dan polio III
h.      Keefektifan : 96-99 %
KIPI :
Demam, bengkak, bercak merah dipipi, bawah telinga ( setelah 7-8 hari )
·           Efek samping : jarang →kejang , GX radang otak ( 1: 1000000)
·         Kontra indikasi:
a.       Anak sakit parah
b.      Menderita TBC tanpa pengobatan
c.       Def gizi dalam derajat berat
d.      Def kekebalan
e.       Demam > 38 0 C
  1. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi 3 kali dengan waktu pemberian 0-11 bulan. Cara pemberian IM

Dari segi epidemiologis penyakit dan penyediaan dana serta manfaat bagi masyarakat     ada:
  1. Imunisasi wajib
  2. Imunisasi anjuran
  3. Imunisasi masa depan

1.      Imunisasi wajib adalah pencegahan terhadap 6 jenis penyakit yaitu TBC, Difteri, Tetanus, pertusis, poliomielitis, campak.
Yang termasuk imunisasi wajib adalah :BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, TT,

2.      Imunisasi anjuran
Mencakup pencegahan terhadap penyakit yang dampaknya belum meluas di masyarakat
a.       Imunisasi MMR ( Measles Mumps dan Rubella)
b.      Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya Penyakit campak (measles), gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella ( campak jerman).
c.       Antigen yang dipakai virus campak strain edmonson yang dilemahkan,virus rubella strain 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi dibawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dgn antibodi maternal yang masih ada.
d.      Imunisasi HiB (Haemophilus influenza Type B)
e.       Untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B. Pada imunisasi awal diberikan 3 kali suntikan dengan interval 2 bulan
f.       Imunisasi thipus abdominalis →untuk mencegah penyakit thipus
g.      Imunisasi varicella →untuk mencegah penyakit cacar air
h.      Imunisasi Hepatitis A : untuk mencegah penyakit hepatitis A. Dapat diberikan diatas usia 2 tahun
i.        Kombinasi DPT- Hepatitis B : berisi gabungan antara DPT dan Hep B
Kombinasi Hib- DPT
j.        Influenza ( virus Influenza A dan B)

3.      Imunisasi masa depan
Diangggap berbahaya tetapi vaksinnya belum dapat diproduksi, karena masih dalam taraf penelitian, termasuk vaksin terhadap penyakit diare karena rotavirus, malaria,
Dengue, AIDS, berbagai infeksi saluran pernafasan, herpes dan penyakit keganasan lain.
RANTAI DINGIN (COLD CHAIN)
Merupakan cara menjaga agar vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak sehingga mempunyai kemampuan atau efek kekebalan pada penerimanya , tetapi apabila vaksin diluar temperatur yang dianjurkan maka akan mengurangi potensi kekebalannya.
Dibawah ini potensi vaksin dalam temperatur
Vaksin
0-8 oC
35-37oC
DT
3-7  tahun
6 minggu
Pertusis
18-24 bulan
Dibawah 50% dalam 1 mgg
BCG
- kristal
- cair
1 tahun
dipakai dlm 1 kali kerja
Dibawah 20%dlm3-14 hari
Dipakai dlm 1 kali kerja
Campak
-          kristal
-          cair


2 tahun
dipakai dalam 1 kali kerja
1 minggu
dipakai dalam 1 kali kerja
Polio
6-12 bulan
1-3 hari
Sumber : Ismoedijanto,2003

DOSIS DAN CARA PEMBERIAN IMUNISASI
VAKSIN
DOSIS
CARA PEMBERIAN
BCG
0,05 CC
Intracutan didaerah muskulusdeltoideus
DPT
0,5 CC
IM
HEPATITIS B
0,5 CC
IM
POLIO
2 TETES
Mulut
CAMPAK
0,5 CC
Sub cutan daerah lengan kiri atas
TT
0,5 CC
IM
Sumber : Depkes 2000

JUMLAH DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI
VAKSIN
JUMLAH PEMBERIAN
INTERVAL
WAKTU PEMBERIAN
BCG
1 kali

0-11 bulan
DPT
3 kali
4 minggu
2-11 bulan
Hepatitis B
3 kali
4 minggu
0-11 bulan
Polio
4 kali
4 minggu
0-11 bulan
Campak
1 kali

9-11 bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar