SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
ASUHAN NEONATUS, BAYI dan BALITA
Mata Kuliah : ASUHAN NEONATUS,
BAYI dan BALITA
Kode Mata Kuliah : Bd 306
Beban Studi : 4 SKS
Penempatan : D III Kebidanan
Semester (tiga)
Pokok Bahasan : Neonatus Dengan
Kelainan Bawaan dan
Penatalaksanaannya
Sub Pokok Bahasan : Labiopalatoskizis
Waktu Pertemuan : 15 menit
Hari Tanggal : Sabtu, 11
Desember 2010
A. Tujuan
Pembelajaran
1.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan masalah yang
lazim terjadi.
2.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat:
a.
Menjelaskan
pengertian Labiopalatoskizis
b.
Menjelaskan
etiologi Labiopalatoskizis
c.
Menjelaskan
klasifikasi Labiopalatoskizis
d.
Menjelaskan
manifestasi klinis Labiopalatoskizis
e.
Menjelaskan
penatalaksanaan Labiopalatoskizis
3.
Tujuan Latihan Mengajar
Setelah melakukan latihan ini, praktikan mampu :
a.
Membuka
Pelajaran
b.
Menjelaskan
Materi Pembelajaran
c.
Menutup
Pelajaran
B. Pokok –
Pokok Materi
Implant :
1.
Pengertian
Labiopalatoskizis
2.
Etiologi
Labiopalatoskizis
3.
Klasifikasi
Labiopalatoskizis
4.
Manifestasi
Klinis Labiopalatoskizis
5.
Penatalaksanaan
Labiopalatoskizis
C. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Tahap
|
Kegiatan
Pengajar
|
Kegiatan
Mahasiswa
|
Media dan
alat
|
Metode
|
Pendahuluan
(menit 1-3)
|
1.
Mengucapkan
Salam
2.
Menginformasikan
pokok materi yang akan diajarkan
3.
Menjelaskan
relevansi pokok bahasan ini dengan profesi bidan
4.
Menjelaskan
tujuan pembelajaran ini
5.
Me;lakukan
apersepsi berkaitan dengan materi yang akan disampaikan
|
Menjawab Salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
|
-
-
-
-
-
|
-
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Ceramah
|
Penyajian
(Menit 4-16)
|
6.
Menjelaskan
tentang pengertian Labiopatoskizis
a.
Menanyakan
kepada mahasiswa tentang pengertian Labiopalatoskizis
b.
Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa dan menjelaskan pengertian Labiopaltoskizis
7.
Menjelaskan
tentang etiologi Labiopalatoskizis
a.
Menanyakan
kepada mahasiswa tentang etiologi Labiopalatoskizis
b.
Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa dan menjelaskan etiologi Labiopalatoskizis
8.
Menjelaskan
tentang klasifikasi Labiopaltoskizis
a.
Menanyakan
kepada mahasiswa tentang klasifikasi Labiopalatoskizis
b.
Memberikan
penguatan jawaban yang telah disebutkan oleh mahasiswa
c.
Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa
d.
Menjelaskan
klasifikasi Labiopalatoskizis
9.
Menjelaskan
manifestasi klinis Labiopaltoskizis
a.
Menanyakan
kepada mahasiswa tentang manifestasi klinis Labiopalatoskizis
b.
Memberikan
penguatan jawaban yang telah
disebutkan oleh mahasiswa
c.
Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa
d.
Menjelaskan
manifestasi klinis Labiopalatoskizis
10. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Labiopalatoskizis
a.
Menanyakan
kepada mahasiswa tentang penatalaksanaan Labiopalatoskizis
b.
Memberikan
penguat jawaban yang telah disebutkan oleh mahasiswa
c.
Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa
d.
Menjelaskan
penatalaksanaan Labiopalatoskizis
|
Menjawab Pertanyaan
Memperhatikan dan mencatat
Menjawab Pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Menjawab Pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Menjawab pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Menjawab pertanyaan
Memperhatikan
|
-
LCD, Laptop
-
-
LCD, Laptop
LCD, Laptop
-
-
LCD, Laptop
LCD, Laptop
-
-
LCD, Laptop
LCD, Laptop
-
LCD, Laptop
|
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Ceramah
Ceramah
Ceramah / Tanya Jawab
Tanya Jawab
Ceramah
Ceramah
Ceramah / Tanya Jawab
Tanya Jawab
Ceramah
Ceramah
Ceramah / Tanya Jawab
Tanya Jawab
Ceramah
|
Penutup
(Menit 17-20)
|
11. Menyimpulkan secara singkat materi yang telah disampaikan
12. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan dengan cara memberi
pertanyaan kepada mahasiswa
13. Memberikan penguatan kepada mahasiswa
14. Mengucapkan salam penutup
|
Memperhatikan dan Mencatat
Menjawab Pertanyaan
Memperhatikan
Menjawab Salam
|
-
-
-
-
|
Ceramah
Tanya Jawab
Ceramah
Ceramah
|
D. Evaluasi
1.
Teori
·
UTS : 15 %
·
UAS : 25%
2.
Praktek : 60%
E. Referensi
Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit, jakarta : EGC
Ilmu Kesehatan Anak, 2007, Jakarta : Infomedika
Lampiran 1. Materi
LABIOPALATOSKIZIS
A. PENGERTIAN
·
Labio / Palato skisis merupakan
kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah,
1997).
·
Bibir sumbing adalah malformasi
yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal median dan maksilaris untuk
menyatu selama perkembangan embriotik. (Ilmu Kesehatan Anak, 2007).
·
Palatoskisis adalah adanya
celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan
palato pada masa kehamilan 7-12 minggu (Ngastiah, 1997).
B. ETIOLOGI
Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing. faktor tersebut antara lain ,
yaitu :
1.
Factor Genetik atau keturunan
Dapat terjadi karena adaya adanya mutasi gen ataupun kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin. Pada penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, dan ginjal.
Dapat terjadi karena adaya adanya mutasi gen ataupun kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin. Pada penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, dan ginjal.
2.
Kurang Nutrisi contohnya
defisiensi Zn dan B6, vitamin C pada waktu hamil, kekurangan asam folat.
3.
Radiasi
4.
Terjadi trauma pada kehamilan
trimester pertama.
5.
Infeksi pada ibu yang dapat
mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi Rubella dan Sifilis, toxoplasmosis
dan klamidia
6.
Pengaruh obat teratogenik,
termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan,
misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin
7.
Multifaktoral dan mutasi
genetic
8.
Diplasia ektodermal
C. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan
lengkap/ tidaknya celah yang terbentuk :
a. Komplit
b. Inkomplit
2. Berdasarkan
lokasi/ jumlah kelainan :
a. Unilateral
b. Bilateral
D. MANIFESTASI
KLINIS
1. Masalah
asupan makanan
2. Masalah
Dental
Anak
yang lahir dengan labiospalatochisis mungkin mempunyai masalah tertentu yang
berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada
arean dari celah bibir yang terbentuk.
3. Infeksi
telinga
Anak dengan labio-palatoschisis
lebih mudah untuk menderita infeksi
telinga
karena terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol
pembukaan dan penutupan tuba eustachius.
4. Gannguan
berbicara
Pada
bayi dengan labio-palatoschisis biasanya juga memiliki abnormalitas pada
perkembangan otot-otot yang mengurus palatum mole. Saat palatum mole tidak
dapat menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara
dengan kualitas nada yang lebih tinggi (hypernasal quality of speech).
Meskipun telah dilakukan reparasi palatum, kemampuan otot – otot tersebut diatas
untuk menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali
sepenuhnya normal.
E.
PENATALAKSANAAN
Tindakan
pembedahan dapat dilakukan pada saat usia anak 3 bulan.12 Ada tiga tahap
penatalaksanaan labiospalatoskizis yaitu :
1. Tahap
Sebelum Operasi
Pada
tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah:
·
Ketahanan tubuh bayi
menerima tindakan operasi
·
Asupan gizi yang cukup
Dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai
dan usia yang memadai.
2. Tahap
Sewaktu Operasi
Tahapan selanjutnya adalah tahapan
operasi, pada saat ini yang diperhatikan adalah soal kesiapan tubuh si bayi
menerima perlakuan operasi, hal ini hanya bisa diputuskan oleh seorang ahli
bedah. Usia optimal untuk operasi bibir sumbing (labioplasty) adalah
usia 3 bulan, Usia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada
usia 5-6 bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut maka
pengucapan huruf bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan operasi
pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang sempurna.
Operasi
untuk langit-langit (palatoplasty) optimal pada usia 18 – 20 bulan
mengingat
anak aktif bicara usia 2 tahun dan sebelum anak masuk sekolah.
Operasi
yang dilakukan sesudah usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech
teraphy. Karena jika tidak,
setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah
terbiasa melafalkan suara yang salah, sudah ada mekanisme kompensasi
memposisikan lidah pada posisi yang salah. Bila gusi juga terbelah (gnatoschizis)
kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi untuk gusi dilakukan pada
saat usia 8–9 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi.
3. Tahap
Setelah Operasi
Tahap selanjutnya adalah tahap
setelah operasi, penatalaksanaanya tergantung dari tiap-tiap jenis operasi yang
dilakukan, biasanya dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada
orang tua pasien misalnya setelah operasi bibir sumbing luka bekas operasi
dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus untuk memberikan
minum bayi. Banyaknya penderita bibir sumbing yang datang ketika usia sudah
melebihi batas usia optimal untuk operasi membuat operasi hanya untuk keperluan
kosmetika saja sedangkan secara fisiologis tidak tercapai, fungsi bicara tetap terganggu
seperti sengau dan lafalisasi beberapa huruf tetap tidak sempurna, tindakan
speech teraphy pun tidak banyak bermanfaat.
Lampiran 2. Evaluasi
EVALUASI
A. DAFTAR
PERTANYAAN
1.
Sebutkan pengertian
Labiopalatoskizis ?
2.
Sebutkan
klasifikasi dari Labiopalatoskizis?
B. KUNCI
JAWABAN
1.
Pengertian
Labiopalatoskizis
·
Labio / Palato skisis merupakan
kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah,
1997).
·
Palatoskisis adalah adanya
celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan
palato pada masa kehamilan 7-12 minggu (Ngastiah, 1997).
2.
Klasifikasi
Labiopalatoskizis
a. Berdasarkan
lengkap / tidaknya celah yang terbentuk :
1) Komplit
2) Inkomplit
b. Berdasarkan
lokasi/ jumlah kelainan :
1) Unilateral
2)
Bilateral
Tidak ada komentar:
Posting Komentar