PROSES KONSEPSI
1.
FERTILISASI
Fertilisasi adalah suatu peristiwa
penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di tuba falopii. Pada saat
kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/coitus), dengan ejakulasi sperma dari
saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani
yang berisi sel–sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika sanggama
terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut ”masa subur” wanita), maka ada
kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel
telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Untuk
menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :
1. Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum
haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup & membuahi
dalam 2-3 hari setelah ejakulasi
3.
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Pertemuan / penyatuan sel sperma dengan
sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan
normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba falopii umumnya di daerah
ampula / infundibulum. Perkembangan teknologi kini memungkinkan penatalaksanaan
kasus infertilitas (tidak bisa mempunyai anak ) dengan cara mengambil oosit
wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk
embrio, embrio tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim untuk pertumbuhan
selanjutnya. Teknik ini disebut sebagai pembuahan in vitro (in vitro
fertilization – IVF) – dalam istilah awam” bayi tabung”.
PROSES
FERTILISASI
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina
ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh
peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Ovum
yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung
proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh
perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 μm, yang disebut zona
pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah
menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila
sperma mencapainya. Dari 60 – 100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam
vagina pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di
dalam mucus serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat
melewati pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan
hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii. Hal ini disebabkan
karena selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein yang berada dalam
cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi kapasitasi. Setelah reaksi
kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma dekat
dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh
zat – zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah kepala
sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini
dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine – like
agent dan lysine – zone yang dapat melarutkan
dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu
sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki
konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus
karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa
menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat
cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang
bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan
demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu
sperma.

Gambar 1.
Fertilisasi
Pada
saat sperma mencapai oosit, terjadi :
1. Reaksi
zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
2. Oosit
menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita
3. Inti
sperma membesar membentuk pronukleus pria.
4. Ekor
sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5.
Pronukleus pria dan
wanita. Masing – masing haploid, bersatu dan membentuk zygot yang memiliki
jumlah DNA genap / diploid.

Gambar 2
Pembuahan ovum
Keterangan
:
A,
B, C dan D : Ovum
dengan korona radiata
E : Ovum
dimasuki spermatozoa
F
dan G : Pembentukan
benda kutub kedua dan akan bersatunya kedua
pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot
Hasil
utama pembuahan :
1. Penggenapan
kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan dari
ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
2. Penentuan
jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang dikandung
sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. Permulaan
pembelahan dan stadium – stadium pembentukan dan perkembangan embrio
(embriogenesis)
PEMBELAHAN
Zigot mulai menjalani pembelahan awal
mitosis sampai beberapa kali. Sel– sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan
berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. esudah 3 – 4
kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira –
kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula terdiri dari inner
cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi
jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di
sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta). Kira – kira
pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes
cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini
kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga
blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap
berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut embrioblas dan
outer cell mass disebut trofoblas.
Gambar 3.
Pembelahan Sel





1 sel 2 sel 4 sel




MORULA 16 sel
2.
IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya
atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama
( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus
sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari
korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim
menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang
terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim
pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel
trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan
epitel endometrium uterus ( terjadi implantasi). Setelah implantasi, sel– sel
trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang membentuk
jaringan bersama dengan system pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta,
yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas
yang akan tumbuh menjadi janin. Di bawah ini terdapat gambar proses
perkembangan dan perjalanan ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
Gambar 4.
Perkembangan dan perjalanan ovum

Keterangan
:
A : Oosit tidak bersegmen
B
: Fertilisasi
C
: Terbentuk pro-nuklei
D
: Pembelahan kumparan pertama
E : Stadium 2 sel
F : Stadium 4 sel
G : Stadium 8 sel
H : Morula
I
& J : Pembentukan blastokista
K
: Zona pelusida menghilang,
implantasi terjadi
RANGKUMAN
Fertilisasi
adalah suatu proses penyatuan antara sel
mani / sperma dengan sel telur di tuba falopii.
Fertilisasi dapat terjadi pada rentang masa subur dari seorang wanita.
Proses fertilisasi dimulai dengan masuknya sperma yang diejakulasikan ke dalam
vagina. Sperma tersebut bergerak masuk ke dalam kavum uteri dan tuba sampai
akhirnya bertemu dengan ovum di ampula / infundibulum tuba. Selama perjalanan
menuju ovum, sperma mengalami reaksi kapasitasi dan reaksi akrosom.
Pada
saat sperma mencapai oosit, terjadi :
1.
Reaksi zona / reaksi kortikal
2.
Oosit menjadi pronukleus wanita
3.
Inti sperma membentuk pronukleus pria.
4.
Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5.
Pronukleus pria dan wanita bersatu dan membentuk zygot yang memiliki
jumlah
DNA genap / diploid.
Hasil
utama pembuahan :
1.
Penggenapan kembali jumlah kromosom
2.
Penentuan jenis kelamin
3.
Permulaan embriogenesis
Zygot
mengalami proses pembelahan mitosis beberapa kali, sampai terbentuk 16 sel yang
akan menjadi morula pada hari ke 3 – 4 setelah fertilisasi dan berlanjut terus
sampai terbentuk trofoblast. Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, terjadi
implantasi zigot dalam cavum uteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar