Selasa, 11 Oktober 2016

SAP SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN



SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN




 












Disusun Oleh:
Erniawati Sukmawan
010201012





PROGRAM ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI  WALUYO UNGARAN
2006
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik penyuluhan         : Seksualitas dalam kehamilan
Sasaran                         : Ibu-ibu hamil pertama kali
Hari/tanggal/jam           : Jumat, 30 Juni 2006/ 08.00WIB
Tempat penyuluhan      : Balai Desa Gedang Anak
Waktu                           : 20 menit
Pertemuan                     : I
Penyuluh                       : Erniawati Sukmawan

A.    TUJUAN
1.      Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu hamil pertama kali dapat memahami aktivitas seksual dalam kehamilan.
2.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu hamil pertama kali mampu:
a.       Mengetahui aktivitas/ perilaku seksual
b.      Mengetahui macam-macam aktivitas seksual.
c.       Mengetahui aktivitas hubungan seksual selama kehamilan
d.      Mengetahui variasi posisi hubungan seksual selama kehamilan
e.       Mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam melakukan aktivitas seksual selama kehamilan.







B.     Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Ibu-ibu Hamil Pertama kali
Waktu
Media
Pendahuluan
-     Mengucapkan salam
-     Memperkenalkan diri
-     Menjelaskan materi yang akan diberikan pada pertemuan ini
-     Memberi tahu kontrak waktu penyuluhan.
-     Menjelaskan TIU & TIK
-     Menjawab salam
-     Memperhatikan
-     Memperhatikan


-     Memperhatikan

-     Memperhatikan
2 menit
Mikrofon
Penyajian
-     Menanyakan kepada ibu-ibu hamil pertama kali tentang pengertian aktivitas seksual
-     Menyimpulkan & memperjelas jawaban ibu-ibu hamil pertama kali
-     Menjelaskan macam-macam aktivitas seksual
-     Memberikan kesempatan untuk bertanya
-     Memberi balikan & melemparkan jawaban kepada ibu-ibu hamil pertama kali lain
-     Memberikan kesimpulan jawaban
-     Menanyakan aktivitas seksual selama kehamilan
-     Menyimpulkan & memperjelas jawaban ibu-ibu hamil pertama kali
-     Menjelaskan variasi posisi seks selama kehamilan
-     Menjelaskan kebaikan & kelemahan dalam melakukan hubungan seksual selama kehamilan
-     Memberikan kesempatan untuk bertanya
-     Memberi balikan & melemparkan jawaban kepada ibu-ibu hamil pertama kali lain.
-     Menyimpulkan & memperjelas jawaban ibu-ibu hamil pertama kali
-     Menjawab



-     Memperhatikan



-     Memperhatikan


-     Bertanya


-     Diskusi



-     Memperhatikan

-     Menjawab


-     Memperhatikan



-     Memperhatikan


-     Memperhatikan




-     Bertanya


-     Diskusi



-     Memperhatikan
13 menit
-     Microfon
-     Flip card
-     Papan tulis
-     Spidol
Penutup
-     Memberikan pertanyaan lisan
-     Memberi balikan
-     Memberi kesimpulan
-     Menutup pertemuan dengan mengucap salam.
-     Menjawab pertanyaan
-     Memperhatikan
-     Memperhatikan
-     Memperhatikan
5 menit
Microfon

C.    EVALUASI
  1. Strutur
-        Membuat SAP
-        Kontrak waktu
-        Menyiapkan peralatan
-        Setting tempat
  1. Proses
-        Peserta penkes memperhatikan dan mengerti apa yang disampaikan dalam penyuluhan tersebut.
-        Peserta penkes bertanya.
  1. Hasil
-        Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas seksual.
-        Peserta penkes mampu mengetahui macam-macam aktifitas seksual.
-        Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas hubungan seksual selama kehamilan.
-        Peserta penkes mampu mengetahui variasi posisi seksual selama kehamilan.
-        Peserta penkes mampu mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam melakukan aktifitas seksual selama kehamilan.






Lampiran Pertanyaan

Pertanyaan:
1.      Sebutkan macam-macam aktivitas seksual ?
2.      Sebutkan aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan selama kehamilan ?
Jawab:
1.      Macam-macam aktivitas seksual:
a.       Berfantasi
b.       Masturbasi/onani
c.       Cium kening
d.      Cium basah
e.       Meraba
f.        Petting
g.       Oral sex
2.      Aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan:
a.       Posisi menekan/membebani perut
b.      Penetrasi dalam
c.       Mengeluarkan sperma ke dalam
d.      Berhubungan 6 minggu sebelum dan 6 minggu setelah persalinan.












Lampiran Materi

SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN

A.    Pengertian
Aktivitas seksual atau perilaku seksual sebagai perilaku muncul karena adanya dorongan seksual dan bentuk yang bermacam-macam, mulai dari pergerakan tangan, berpelukan, bercumbu, sampai dengan hubungan seks (Happy & Herisanto, 2000). Ada yang berpendapat lain bahwa hubungan seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama (Sarwono, 2003). Hubungan seksual dapat menyesuaikan diri, bukan dari tuntutan masyarakat, tetapi juga dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sediri atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik.
Hubungan seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja tuntutan masyarakat, tetapi juga kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik (Marasmis, 1999).

B.     Macam Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual secara umum dapat dibedakan menjadi 8 macam yaitu:
1.      Berfantasi
Adalah perilaku membayangkan mengimajinasikan aktivitas seksual yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme dampaknya adalah aktivitas seksual ini dapat berlanjut ke kegiatan lainya seperti berciuman atau pun seksual lainya.
2.      Masturbasi atau onani
Adalah perilaku atau kegiatan yang biasa merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual.

3.      Cium kening
Aktivitas seksual berupa sentuhan pipi dengan bibir. Aktivitas ini menyebabkan imajinasi atau fantasi seksual menjadi berkembang.
4.      Cium basah
Aktivitas seksual berupa sentuhan bibir dengan bibir. Ciuman seperti ini dapat mengembangkan dorongan seksual hingga tak terkendali. Orang akan mudah melakukan aktivitas seksual selanjutnya tanpa disadari.
5.      Meraba
Kegiatan meraba bagian-bagiab sensitif rangsang seksual, seperti payudara, leher, paha atas, vagina, penis, pantat dan lain-lain. Sehingga melemahkan diri dan akal sehat yang dapat melanjutkan ke aktivitas seksual lainnya.
6.      Petting
Keseluruhan aktivitas ke non intercourse (sehingga menempel alat kelamin). Akibatnya bisa ketagihan.
7.      Oral sex
Adalah memasukkan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenisnya sehingga dapat menimbulkan kepuasan seksual yang sama pada saat intercourse.
8.      Intercourse atau senggama
Aktivitas seksual dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke alat kelamin wanita. Kegiatan ini dapat merobek selaput dara pada wanita.
(Munajat, 2000).

C.     Hubungan Seksual Dalam Kehamilan
Perubahan lain yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa hamil. Keinginan seks pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil makin meningkat, berkaitan denganmeningkatnya hormon estrogen. Oleh karena itu hubungan seksual waktu hamil, bukan merupakan halangan. Pada kehamilan makin tua teknik pelaksanaannya agak sulit, karena perut makin membesar. Pada saat itu dapat dilakukan posisi siku lutut wanita. Dikemukakan bahwa menjelang 2 minggu persalinan persalinan diharapkan jangan melakukan hubungan seks, karena dapat terjadi ketuban pecah dan memulai persalinan (Manuaba, 1999).
Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan kontur tubunya (Hamilton, 1995).
Pada kehamilan normal tanpa komplikasi apapun boleh dilakukan hubungan seksual seperti semasa belum hamil (Fadjari, 2002). Ada yang menambahkan bahwa hubungan seksual dalam kehamilan tidak boleh dilakukan apabila ibu mengalami penyakit jantung, hipertensi, riwayat abortus yang berulang-ulang maupun alasan dokter yang tidak boleh dianjurkan untuk melakukannya (Indiarti, 2004), hamil dengan perdarahan, hamil dengan tanda infeksi, kehamilan dengan ketuban yang telah pecah atau hamil dengan luka disekitar alat kelamin luar (Manuaba, 2004). Padahal perlu diketahui bahwa hubungan seksual pada wanita bisa merangsang pelepasan oksitosin. Dimana pelepasan oksitosinmembuat perasaan lebih baik, rileks dan nyaman. Sedangakn pada pria hubungan seksual dapat menyebabkan aliran darah dari testosteron adekuat yang berguna untukmemperkuat tulang dan otot (Indarti, 2004).
Di lain pihak, beberapa pasangan sangat khawatir bila melakukan hubungan seks selama kehamilankarena akan membahayakan bayinya. Menurut Solihah (2005) hal ini tidak benar pada kehamilan normal, karena alat kelamin pria tidak akan dapat melakukan kontak langsung terhadap fetus (calon bayi) karena keberadaannya dilindungi oleh dinding otot uterin dan cairan amniotik. Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan seks selama kehamilan aman dilakukan karena ada lendir penyumbat disekitar leher rahim (cervix) yang akan mencegah air mani dan bakteri masuk ke dalam uterus. Andik (2005) juga menyebutkan bahwa kontak seksual tidak akan menggangu janin karena cairan ketuban akan menjadi shock absorben  yang amat baik, sehingga gerakan saat melakukan senggama maupun kontraksi rahim atau orgasme akan teredam oleh cairan tersebut dan tidak akan menggangu janin. Menurut Solihah (2005) kadang kala kontraksi atau orgasme dimasa kehamilan trimester pertama mengakibatkan detak jantung fetus menjadi pelan, tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak yang membahayakan bagi fetus.
Selain itu kebaikan yang didapat jika melakukan aktivitas seksual selama kehamilan adalah:
  1. Kebebasan untuk melakukan hubungan seks tanpa perasaan risau tentang cara pencegahan kehamilan yang sering dirasakan oleh pasangan sebelum istri hamil.
  2. Setengah wanita akan merasa lebih seksi dan percaya diri. Pembesaran payudara memberikan kesan yang lebih sensual dan bergairah pada suami.
  3. Pertambahan pengaliran darah ke vulva menjadikan wanita hamil lebih mudah dirangsang dan mencapai orgasme berkali-kali dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
  4. Payudara wanita hamil lebih sensitif kepada rangsangan.
Hubungan kelamin tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu sebelum dan 6 minggu setelah persalinan. Apabila melakukan koitus/hubungan seksual pada trimester I di khawatirkan janin masih belum kuat untuk berimplantasi. Sedangkan pada trimester II janin sudah kuat berimplantasi, meskipun pada saat trimester II diperbolehkan pada saat melakukan hubungan seksual diusahakan sperma dikeluarkan di luar karena sperma mengeluakan prostate gladin yaitu suatu hormon yang dapat meningkatkan kontraksi uterus, sehingga apabila sperma masuk maka perut ibu akan tegang. Pada riwayat abortus habitualis dan primi tua sebaiknya tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan kelamin dalam kehamilan muda. Perdarahan, walaupun sedikit merupakan kontra indikasi koitus. Ada yang bisa dianjurkan jalan keluar yang lainnya yaitu apabilasuami tidak dapat mengendalikan hawa nafsu birahinya, yaitu dengan memanipulasi ekstragenetal dengan tangan sangan istri (seperti masa mastrubasi), atau penis digosok-gosokkan di antara kedua payudara atau diantara kedua paha (Sarwono, 2005).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas seksualitas yaitu:
  1. Aspek bio-psiko-sosial dari seksualitas yaitu:
a.       Aspek biologis berhubungan dengan anatomi, organ seks, hormon, pusat otak dan saraf.
b.      Aspek psikologis dan social
Reaksi wanita
Reaksi wanita hamil bervariasi tergantung pada usia kehamilan (berkisarantara bahagia, ungkapan rasa benci, marah, sedih dan tekanan).
Trimester I
-        Kehadiran bayi tidak dipahami dan ibu sangat introvert
-        Bersikap menyelidiki untuk meyakinkan kehamilanya.
Trimester II
-        Ibu bahagia dan memfokuskan perhatian pada janin
-        Aktivitas seksual yang optimal.
Trimester III
-        Perlidungan bayi meningkat
-        Mudah merasa takut atau tersinggung, terisolir dan meminta perhatian
-        Perubahan body image akan mempengaruhi sikap kehamilan dan seksualitas.
Reaksi pria
-        Kehamilan dapat menimbulkan konflik
-        Tidak mengetahui bahwa intercourse diperoleh selama kehamilan
-        Merasa bahwa cinta dan perhatian dari istri berkurang
-        Sebagai suami akan menerima tubu istri, akan tetapi sebagian lagi akan mempunyai perasaan negatif
-        Ada suami cemburu takut kehilangan perhatian dan cinta istri setelah bayinya lahir.

  1. Usia ibu
  2. Kesiapan ibu

D.    Posisi Seks Selama Kehamilan
Posisi ataupun variasi seks yang dapat dilakukan selama kehamilan antara lain:
1.      Pasangan berbaring pada satu sisi dimana pria ada di depan wanita dengan posisi menyamping berhadapan dengan wanita. Posisi ini bisa mengurangi sebagian berat badannya sehingga tidak menekan rahim yang semakin besar, manfaatnya ranjang sebagai penopang hubungan intim.
2.      Wanita berbaring dipingir atau dengan kedua kaki ditekuk dan bokong berada di pinggir kasur. Kemudian pria berlutut dan berdiri di hadapan wanita, lakukan penetrasi dangkal agar tidak menggangu janin.
3.      Berbaring saling menyamping satu arah atau biasa dikenal dengan posisi sedok. Ini adalah posisi yang tepat untuk melakukan penetrasi dangkal.
4.      The woman on top position, istri duduk diatas suami sementara suami duduk di kursi. Posisi ini tidak membebani perutdan membuat pasangan tidak memberikan beban kepada rahim. Dapat juga posisi pria tidur terlentang dan wanita mengambil posisi di atas pria.
(Surinah, 2004)


DAFTAR PUSTAKA


Fadjari. (2003). Nova: Kumpulan masalah kesehatan berintim-intim saat hamil. Jakarta: Samindra Utama.

Hamilton, Persis Marry. (1995). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.

Happy, M.L. & Herisanto, R.L. (2000). Tanya jawab seputar seksual remaja. Jakarta: PKBI.

Manuaba I.B.G. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Arcan.

Maramis. (1999). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlanga University Press.

Munajat, N. (2002). Perkembangan seksualitas remaja. Jakarta: PKBI

Sarwono, S.W. (2003). Psikologi remaja. Jakarta: raja Grafindo Persada.

Solihah, Lutfiatus. (2005). Rahasia hamil sehat. Yogyakarta: Diva Press.

Surrinah. (2004). Posisi hubungan seks yang terbaik selama kehamilan. Retrieved November 04, 2004, From www.ifoibu.com




















Plaque: VARIASI POSISI SEKS
1.	Pasangan berbaring pada satu sisi dimana pria ada di depan wanita dengan posisi menyamping berhadapan dengan wanita.
2.	Wanita berbaring dipingir atau dengan kedua kaki ditekuk dan bokong berada di pinggir kasur.
3.	Berbaring saling menyamping satu arah atau biasa dikenal dengan posisi sedok
4.	Istri duduk diatas suami sementara suami duduk di kursi.

KEBAIKAN YANG DIDAPAT JIKA MELAKUKAN AKTIVITAS SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN:
1.	Kebebasan untuk melakukan hubungan seks tanpa perasaan risau.


Plaque: 2.	Setengah wanita akan merasa lebih seksi dan percaya diri.
3.	Pertambahan pengaliran darah ke vulva menjadikan wanita hamil lebih mudah dirangsang dan mencapai orgasme.
4.	Payudara wanita hamil lebih sensitif kepada rangsangan.
Tetapi 
Kadang kala kontraksi/ orgasme dimasa kehamilan muda (Trimester I) mengakibatkan detak jantung fetus menjadi pelan-pelan,  tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak yang membahayakan bagi fetus.
Sedangkan Trimester II diperbolehkan melakukan hubungan seks diusahakan sperma dikeluarkan diluar,

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar