SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN
![]() |
Disusun Oleh:
Erniawati Sukmawan
010201012
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI
WALUYO UNGARAN
2006
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik penyuluhan : Seksualitas dalam kehamilan
Sasaran :
Ibu-ibu hamil pertama kali
Hari/tanggal/jam : Jumat, 30 Juni 2006/ 08.00WIB
Tempat penyuluhan : Balai Desa Gedang Anak
Waktu :
20 menit
Pertemuan :
I
Penyuluh :
Erniawati Sukmawan
A.
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan
ini diharapkan ibu-ibu hamil pertama kali dapat memahami aktivitas seksual
dalam kehamilan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan
ini diharapkan ibu-ibu hamil pertama kali mampu:
a. Mengetahui aktivitas/ perilaku seksual
b. Mengetahui macam-macam aktivitas seksual.
c. Mengetahui aktivitas hubungan seksual
selama kehamilan
d. Mengetahui variasi posisi hubungan seksual
selama kehamilan
e. Mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam
melakukan aktivitas seksual selama kehamilan.
B.
Kegiatan Penyuluhan
Tahap
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Ibu-ibu Hamil Pertama kali
|
Waktu
|
Media
|
Pendahuluan
|
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan materi yang akan diberikan
pada pertemuan ini
- Memberi tahu kontrak waktu penyuluhan.
- Menjelaskan TIU & TIK
|
- Menjawab salam
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
|
2 menit
|
Mikrofon
|
Penyajian
|
- Menanyakan kepada ibu-ibu hamil pertama
kali tentang pengertian aktivitas seksual
- Menyimpulkan & memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama kali
- Menjelaskan macam-macam aktivitas
seksual
- Memberikan kesempatan untuk bertanya
- Memberi balikan & melemparkan
jawaban kepada ibu-ibu hamil pertama kali lain
- Memberikan kesimpulan jawaban
- Menanyakan aktivitas seksual selama
kehamilan
- Menyimpulkan & memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama kali
- Menjelaskan variasi posisi seks selama
kehamilan
- Menjelaskan kebaikan & kelemahan
dalam melakukan hubungan seksual selama kehamilan
- Memberikan kesempatan untuk bertanya
- Memberi balikan & melemparkan
jawaban kepada ibu-ibu hamil pertama kali lain.
- Menyimpulkan & memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama kali
|
- Menjawab
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Bertanya
- Diskusi
- Memperhatikan
- Menjawab
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Bertanya
- Diskusi
- Memperhatikan
|
13 menit
|
- Microfon
- Flip card
- Papan tulis
- Spidol
|
Penutup
|
- Memberikan pertanyaan lisan
- Memberi balikan
- Memberi kesimpulan
- Menutup pertemuan dengan mengucap salam.
|
- Menjawab pertanyaan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
|
5 menit
|
Microfon
|
C.
EVALUASI
- Strutur
-
Membuat
SAP
-
Kontrak
waktu
-
Menyiapkan
peralatan
-
Setting
tempat
- Proses
-
Peserta
penkes memperhatikan dan mengerti apa yang disampaikan dalam penyuluhan
tersebut.
-
Peserta
penkes bertanya.
- Hasil
-
Peserta
penkes mampu mengetahui aktifitas seksual.
-
Peserta
penkes mampu mengetahui macam-macam aktifitas seksual.
-
Peserta
penkes mampu mengetahui aktifitas hubungan seksual selama kehamilan.
-
Peserta
penkes mampu mengetahui variasi posisi seksual selama kehamilan.
-
Peserta
penkes mampu mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam melakukan aktifitas
seksual selama kehamilan.
Lampiran Pertanyaan
Pertanyaan:
1. Sebutkan macam-macam aktivitas seksual ?
2. Sebutkan aktivitas seksual yang tidak
boleh dilakukan selama kehamilan ?
Jawab:
1. Macam-macam aktivitas seksual:
a. Berfantasi
b. Masturbasi/onani
c. Cium kening
d. Cium basah
e. Meraba
f.
Petting
g. Oral sex
2. Aktivitas seksual yang tidak boleh
dilakukan:
a. Posisi menekan/membebani perut
b. Penetrasi dalam
c. Mengeluarkan sperma ke dalam
d. Berhubungan 6 minggu sebelum dan 6 minggu
setelah persalinan.
Lampiran Materi
SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN
A. Pengertian
Aktivitas
seksual atau perilaku seksual sebagai perilaku muncul karena adanya dorongan
seksual dan bentuk yang bermacam-macam, mulai dari pergerakan tangan, berpelukan,
bercumbu, sampai dengan hubungan seks (Happy & Herisanto, 2000). Ada yang
berpendapat lain bahwa hubungan seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama
(Sarwono, 2003). Hubungan seksual dapat menyesuaikan diri, bukan dari tuntutan
masyarakat, tetapi juga dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan,
perwujudan diri sediri atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan
kepribadian yang lebih baik.
Hubungan
seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja tuntutan masyarakat, tetapi
juga kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri atau
peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik
(Marasmis, 1999).
B. Macam Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual secara umum
dapat dibedakan menjadi 8 macam yaitu:
1. Berfantasi
Adalah perilaku membayangkan
mengimajinasikan aktivitas seksual yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan
erotisme dampaknya adalah aktivitas seksual ini dapat berlanjut ke kegiatan
lainya seperti berciuman atau pun seksual lainya.
2. Masturbasi atau onani
Adalah perilaku atau kegiatan
yang biasa merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual.
3. Cium kening
Aktivitas seksual berupa
sentuhan pipi dengan bibir. Aktivitas ini menyebabkan imajinasi atau fantasi
seksual menjadi berkembang.
4. Cium basah
Aktivitas seksual berupa
sentuhan bibir dengan bibir. Ciuman seperti ini dapat mengembangkan dorongan
seksual hingga tak terkendali. Orang akan mudah melakukan aktivitas seksual selanjutnya
tanpa disadari.
5. Meraba
Kegiatan meraba bagian-bagiab
sensitif rangsang seksual, seperti payudara, leher, paha atas, vagina, penis,
pantat dan lain-lain. Sehingga melemahkan diri dan akal sehat yang dapat
melanjutkan ke aktivitas seksual lainnya.
6. Petting
Keseluruhan aktivitas ke non intercourse (sehingga menempel alat
kelamin). Akibatnya bisa ketagihan.
7. Oral sex
Adalah memasukkan alat kelamin
ke dalam mulut lawan jenisnya sehingga dapat menimbulkan kepuasan seksual yang
sama pada saat intercourse.
8. Intercourse atau senggama
Aktivitas seksual dengan
memasukkan alat kelamin laki-laki ke alat kelamin wanita. Kegiatan ini dapat
merobek selaput dara pada wanita.
(Munajat, 2000).
C. Hubungan Seksual Dalam Kehamilan
Perubahan
lain yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa hamil. Keinginan
seks pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil makin
meningkat, berkaitan denganmeningkatnya hormon estrogen. Oleh karena itu
hubungan seksual waktu hamil, bukan merupakan halangan. Pada kehamilan makin
tua teknik pelaksanaannya agak sulit, karena perut makin membesar. Pada saat
itu dapat dilakukan posisi siku lutut wanita. Dikemukakan bahwa menjelang 2 minggu
persalinan persalinan diharapkan jangan melakukan hubungan seks, karena dapat
terjadi ketuban pecah dan memulai persalinan (Manuaba, 1999).
Frekuensi,
intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita
hamil karena perubahan kontur tubunya (Hamilton, 1995).
Pada
kehamilan normal tanpa komplikasi apapun boleh dilakukan hubungan seksual
seperti semasa belum hamil (Fadjari, 2002). Ada yang menambahkan bahwa hubungan
seksual dalam kehamilan tidak boleh dilakukan apabila ibu mengalami penyakit
jantung, hipertensi, riwayat abortus yang berulang-ulang maupun alasan dokter
yang tidak boleh dianjurkan untuk melakukannya (Indiarti, 2004), hamil dengan
perdarahan, hamil dengan tanda infeksi, kehamilan dengan ketuban yang telah
pecah atau hamil dengan luka disekitar alat kelamin luar (Manuaba, 2004).
Padahal perlu diketahui bahwa hubungan seksual pada wanita bisa merangsang
pelepasan oksitosin. Dimana pelepasan oksitosinmembuat perasaan lebih baik,
rileks dan nyaman. Sedangakn pada pria hubungan seksual dapat menyebabkan
aliran darah dari testosteron adekuat yang berguna untukmemperkuat tulang dan
otot (Indarti, 2004).
Di lain
pihak, beberapa pasangan sangat khawatir bila melakukan hubungan seks selama
kehamilankarena akan membahayakan bayinya. Menurut Solihah (2005) hal ini tidak
benar pada kehamilan normal, karena alat kelamin pria tidak akan dapat
melakukan kontak langsung terhadap fetus (calon bayi) karena keberadaannya
dilindungi oleh dinding otot uterin dan cairan amniotik. Lebih lanjut dikatakan
bahwa hubungan seks selama kehamilan aman dilakukan karena ada lendir penyumbat
disekitar leher rahim (cervix) yang
akan mencegah air mani dan bakteri masuk ke dalam uterus. Andik (2005) juga
menyebutkan bahwa kontak seksual tidak akan menggangu janin karena cairan
ketuban akan menjadi shock absorben yang amat baik, sehingga gerakan saat
melakukan senggama maupun kontraksi rahim atau orgasme akan teredam oleh cairan
tersebut dan tidak akan menggangu janin. Menurut Solihah (2005) kadang kala
kontraksi atau orgasme dimasa kehamilan trimester pertama mengakibatkan detak
jantung fetus menjadi pelan, tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak yang
membahayakan bagi fetus.
Selain itu
kebaikan yang didapat jika melakukan aktivitas seksual selama kehamilan adalah:
- Kebebasan untuk melakukan hubungan seks tanpa perasaan risau tentang cara pencegahan kehamilan yang sering dirasakan oleh pasangan sebelum istri hamil.
- Setengah wanita akan merasa lebih seksi dan percaya diri. Pembesaran payudara memberikan kesan yang lebih sensual dan bergairah pada suami.
- Pertambahan pengaliran darah ke vulva menjadikan wanita hamil lebih mudah dirangsang dan mencapai orgasme berkali-kali dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
- Payudara wanita hamil lebih sensitif kepada rangsangan.
Hubungan
kelamin tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu sebelum dan 6 minggu
setelah persalinan. Apabila melakukan koitus/hubungan seksual pada trimester I
di khawatirkan janin masih belum kuat untuk berimplantasi. Sedangkan pada
trimester II janin sudah kuat berimplantasi, meskipun pada saat trimester II
diperbolehkan pada saat melakukan hubungan seksual diusahakan sperma
dikeluarkan di luar karena sperma mengeluakan prostate gladin yaitu suatu
hormon yang dapat meningkatkan kontraksi uterus, sehingga apabila sperma masuk
maka perut ibu akan tegang. Pada riwayat abortus habitualis dan primi tua
sebaiknya tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan kelamin dalam kehamilan
muda. Perdarahan, walaupun sedikit merupakan kontra indikasi koitus. Ada yang
bisa dianjurkan jalan keluar yang lainnya yaitu apabilasuami tidak dapat
mengendalikan hawa nafsu birahinya, yaitu dengan memanipulasi ekstragenetal dengan
tangan sangan istri (seperti masa mastrubasi), atau penis digosok-gosokkan di
antara kedua payudara atau diantara kedua paha (Sarwono, 2005).
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam aktivitas seksualitas yaitu:
- Aspek bio-psiko-sosial dari seksualitas yaitu:
a. Aspek biologis berhubungan dengan anatomi,
organ seks, hormon, pusat otak dan saraf.
b. Aspek psikologis dan social
Reaksi wanita
Reaksi wanita hamil bervariasi
tergantung pada usia kehamilan (berkisarantara bahagia, ungkapan rasa benci,
marah, sedih dan tekanan).
Trimester I
-
Kehadiran
bayi tidak dipahami dan ibu sangat introvert
-
Bersikap
menyelidiki untuk meyakinkan kehamilanya.
Trimester II
-
Ibu
bahagia dan memfokuskan perhatian pada janin
-
Aktivitas
seksual yang optimal.
Trimester III
-
Perlidungan
bayi meningkat
-
Mudah
merasa takut atau tersinggung, terisolir dan meminta perhatian
-
Perubahan
body image akan mempengaruhi sikap kehamilan dan seksualitas.
Reaksi
pria
-
Kehamilan
dapat menimbulkan konflik
-
Tidak
mengetahui bahwa intercourse diperoleh selama kehamilan
-
Merasa
bahwa cinta dan perhatian dari istri berkurang
-
Sebagai
suami akan menerima tubu istri, akan tetapi sebagian lagi akan mempunyai
perasaan negatif
-
Ada
suami cemburu takut kehilangan perhatian dan cinta istri setelah bayinya lahir.
- Usia ibu
- Kesiapan ibu
D. Posisi Seks Selama Kehamilan
Posisi ataupun
variasi seks yang dapat dilakukan selama kehamilan antara lain:
1. Pasangan berbaring pada satu sisi dimana
pria ada di depan wanita dengan posisi menyamping berhadapan dengan wanita.
Posisi ini bisa mengurangi sebagian berat badannya sehingga tidak menekan rahim
yang semakin besar, manfaatnya ranjang sebagai penopang hubungan intim.
2. Wanita berbaring dipingir atau dengan
kedua kaki ditekuk dan bokong berada di pinggir kasur. Kemudian pria berlutut
dan berdiri di hadapan wanita, lakukan penetrasi dangkal agar tidak menggangu
janin.
3.
Berbaring
saling menyamping satu arah atau biasa dikenal dengan posisi sedok. Ini adalah posisi yang tepat untuk melakukan penetrasi dangkal.
4. The woman on top position, istri duduk diatas suami sementara suami duduk di kursi. Posisi ini tidak membebani perutdan
membuat pasangan tidak memberikan beban kepada rahim. Dapat juga posisi pria
tidur terlentang dan wanita mengambil posisi di atas pria.
(Surinah, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Fadjari. (2003). Nova:
Kumpulan masalah kesehatan berintim-intim saat hamil. Jakarta: Samindra Utama.
Hamilton, Persis Marry.
(1995). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Happy, M.L. &
Herisanto, R.L. (2000). Tanya jawab seputar seksual remaja. Jakarta: PKBI.
Manuaba I.B.G. (1999).
Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Arcan.
Maramis. (1999). Catatan
ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlanga
University Press.
Munajat, N. (2002).
Perkembangan seksualitas remaja. Jakarta: PKBI
Sarwono, S.W. (2003).
Psikologi remaja. Jakarta: raja Grafindo Persada.
Solihah, Lutfiatus. (2005). Rahasia hamil sehat. Yogyakarta: Diva Press.
Surrinah. (2004). Posisi
hubungan seks yang terbaik selama kehamilan. Retrieved November 04, 2004, From
www.ifoibu.com
![]() |
![]() |
||
![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar