Selasa, 18 Oktober 2016

BUKU AJAR ASKEB NIFAS








BAB I

 



KONSEP DASAR
MASA NIFAS

 








Bab ini mencakup kajian materi tentang pengertian masa nifas, tujuan asuhan masa nifas peran dan tannggung jawab bidan dalam masa nifas, tahapan masa nifas dan kebijakan program nasional masa nifas. Berkenaan dengan itu:
Kompetensi dasar:
Kompetensi dasar yang ditegakkan yakni:
Mahasiswa memiliki pemahaman dan kemampuan analisis tentang pengertian masa nifas, tujuan asuhan masa nifas peran dan tannggung jawab bidan dalam masa nifas, tahapan masa nifas dan kebijakan program nasional masa nifas.
Indikator belajar
Indikator belajar yang diharapkan dapat mencapai pada akhir perkuliahan, yakni:
1)      Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian masa nifas
2)      Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan asuhan masa nifas
3)      Mahasiswa dapat menjelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
4)      Mahasiswa dapat menyebutkan tahapan masa nifas
5)      Mahasiswa dapat mengetahui kebijakan program dalam masa nifas
Berdasarkan indikator belajar sebagaimana teridentifikasi diatas, maka kajian bab ini akan membahas seputar 4 hal, yakni: (1) pengertian masa nifas, (2) tujuan asuhan masa nifas, (3) peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas, (4) tahapan masa nifas, (5) kebijakan program dalam masa nifas Untuk itu, guna lebih jelasnya, marilah kita simsk deskripsi materi berikut.
A.     PENGERTIAN MASA NIFAS
1.        Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes,  2003 : 003).
2.        Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari, 2000 : 122).
3.        Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F. Gary cunningham, Mac Donald, 1995 : 281).
4.        Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. (Ibrahim C, 1998).
B.      TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
  1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
  2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
  3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
  4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
  5. Mendapatkan kesehatan emosi.




C.      PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MASA NIFAS
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1.        Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2.        Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.        Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4.        Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5.        Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6.        Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7.        Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8.        Memberikan asuhan secara professional.

D.     TAHAPAN MASA NIFAS
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1.        Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2.        Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3.        Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

E.      KEBIJAKAN PROGRAM MASA NIFAS
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1.        Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2.        Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3.        Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4.        Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Kunjungan
Waktu
Asuhan
I
6-8 jam post partum
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.




II




6 hari post partum
Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III
2 minggu post partum
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV
6 minggu post partum
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.

F.       TEST
Setelah semua materi bab ini terbahas lebih lanjut, anda dipersilahkan untuk mengerjakan tes berikut:
1.      Jelaskan pengertian masa nifas menurut Mc Donald!
2.      Sebutkan tujuan asuhan masa nifas (4 saja)!
3.      Sebutkan peran dan tanggung jawab bidan terhadap masa nifas (4 saja)!
4.      Sebut dan jelaskan tahapan masa nifas!
5.      Jelaskan kapan saja program kebijakan dalam masa nifas dilakukan!





 



Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta.

Masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 Juni 2010: 20.10 WIB.

Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.






 




Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis dll. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
4.         Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
5.         Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
6.         Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas yaitu
1.       6-8 jam post partum
2.       6 hari post partum
3.       2 minggu post partum
4.       6 minggu post partum












 






Bab ini mencakup kajian materi tentang anatomi dan fisiologi payudara, fisiologi laktasi, manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, ASI eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini, teknik menyusui yang benar, masalah dalam menyusui. Berkenaan dengan itu:
Kompetensi dasar:
Kompetensi dasar yang ditegakkan yakni:
Mahasiswa memiliki pemahaman dan kemampuan analisis tentang anatomi dan fisiologi payudara, fisiologi laktasi, manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, ASI eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini, teknik menyusui yang benar, masalah dalam menyusui.
Indikator belajar
Indikator belajar yang diharapkan dapat mencapai pada akhir perkuliahan, yakni:
1)    Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara
2)    Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi laktasi
3)    Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat pemberian ASI
4)    Mahasiswa dapat menjelaskan komposisi gizi dalam ASI
5)    Mahasiswa dapat menjelaskan ASI eksklusif
6)    Mahasiswa dapat menjelaskan Inisiasi Menyusu Dini
7)    Mahasiswa dapat menjelaskan teknik menyusui yang benar
8)    Mahasiswa dapat menjelaskan masalah dalam menyusui
Berdasarkan indikator belajar sebagaimana teridentifikasi diatas, maka kajian bab ini akan membahas seputar 8 hal, yakni: (1) anatomi dan fisiologi payudara, (2) fisiologi laktasi, (3) manfaat pemberian ASI, (4) komposisi gizi dalam ASI, (5) ASI eksklusif, (6) Inisiasi Menyusu Dini, (7) teknik menyusui yang benar, (8) masalah dalam menyusui. Untuk itu, guna lebih jelasnya, marilah kita simak deskripsi materi berikut.
A.     ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada
payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.      Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2.     Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3.     Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

 







Gambar 1. Anatomi Payudara
Bentuk puting ada empat, yaitu:
1.       Bentuk Puting Susu Normal

Gambar 2. Bentuk puting susu normal
2.       Bentuk Putting Susu Pendek

Gambar 3. Bentuk puting susu pendek

3.       Bentuk Putting Susu Panjang

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang
4.       Bentuk Putting Susu Terbenam/ Terbalik

Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

B.     FISIOLOGI LAKTASI
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin).
1.       Produksi  ASI  (Prolaktin)
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.



Gambar 1. Proses produksi ASI/ refleks prolaktin
 









Gambar 1. Proses produksi ASI/ refleks prolaktin
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu
1.1      Refleks prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.
1.2      Refleks Aliran (Let Down Reflek)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1.        Refleks menangkap (rooting refleks)
                    Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
2.        Refleks menghisap
          Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
3.        Refleks menelan
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.


2.       Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Gambar 2. Proses pengaliran ASI/ refleks oksitosinApabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.








Gambar 2. Proses pengaliran ASI/ refleks oksitosin

C.     MANFAAT PEMBERIAN ASI
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk ibu, keluarga dan negara.

Manfaat ASI untuk Bayi:
1.       Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.
Gambar1. Manfaat ASI sebagai nutrient lengkap
Gambar 1. Manfaat ASI sebagai nutrient lengkap
2.       ASI mengandung zat protektif
Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain:
a.          Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan kuman.

b.         Lisozim,  merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-Coli dan Salmonela.
c.          Komplemen C3 dan C4.
d.         Faktor anti streptokokus, melindungi bayi dari kuman streptokokus.
e.         Antibodi.
f.           Imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin.
g.          Tidak menimbulkan alergi.
Gambar2. Manfaat ASI sebagai zat protektif
Gambar 2. Manfaat ASI sebagai zat protektif
3.       Mempunyai Efek Psikologis
Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust).





Gambar3. Manfaat ASI sebagai efek psikologis
 






Gambar 3. Manfaat ASI sebagai efek psikologis
4.       Menyebabkan Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Lebih Baik
            Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak baik.
Gambar4. Manfaat ASI meningkatkan kecerdasan
Gambar 4. Manfaat ASI meningkatkan kecerdasan
5.       Mengurangi Kejadian Karies Dentis
Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam.
6.       Mengurangi Kejadian Maloklusi
Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan dot.

D.     KOMPOSISI GIZI DALAM ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi.
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam:
1.       Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai berikut:
a.       Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
b.      Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
c.       Mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan.
2.       ASI masa transisi
ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.
3.       ASI mature
ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.

E.      ASI EKSKLUSIF
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif :
1.       Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
  1. Menyusui secara ekslusif : hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
  2. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
  3. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
  4. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
  5. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

Manfaat ASI Eksklusif Enam Bulan

1.       Untuk Bayi
·      Melindungi dari infeksi gastrointestinal
·      Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan.
·      ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi.
2.       Untuk Ibu
·      Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
·      Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
·      Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi.
·      Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

F.      INISIASI MENYUSU DINI
Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the best crawl atau merangkak mencari payudara.
Inisiasi menyusu dini yang dianjurkan:
1.       Begitu lahir bayi diletakkan diatas perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2.       Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya.
3.       Tali pusat dipotong lalu diikat.
4.       Verniks (zat lamak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
5.       Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
Sering kali kita khawatirbayi kedinginan. Menurut penelitian, jika bayi kedinginan suhu kulit ibu akan naik otomatis dua derajat untuk menghangatkan bayinya. Kulit ibu bersifat termoreguklator atau termal sinchrony  bagi tubuh bayi.
Keuntungan IMD :
1.       Bagi bayi
a.       Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
b.      Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.
c.       Meningkatkan kecerdasan
d.      Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas.
e.      Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
f.        Mencegah kehilangan panas
g.       Merangsang kolostrum segera keluar.
2.       Bagi ibu
a.       Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
b.      Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
c.       Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.

G.    TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Posisi perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah : 
1.          http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts1.jpg?w=232&h=288Posisi duduk, berdiri atau berbaring.





Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)
2.          Posisi duduk yang benar
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts2.jpg?w=218&h=300
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)
3.          Posisi sambil rebahan
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts3.jpg?w=269&h=300
Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 6.  Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
Gambar 7.   Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)
Teknik menyusui yang benar :
1.       Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2.       Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
a)      Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b)      Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan)
c)       Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.
d)      Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e)      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
f)       Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
Gambar 5. Cara meletakan bayi
3.       Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu saja
Gambar 6. Cara memegang payudara
4.       Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara:
a)      Menyentuh pipi dengan puting susu
b)      Menyentuh sisi mulut bayi


 






Gambar 7. Cara merangsang mulut bayi
5.       Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan kemulut bayi.
a)      Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kemulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang teletak dibawah payudara.
b)      Posisi yang salah yaitu apabia bayi hanya menghisap pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet
c)       Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.










 







Gambar 8. Perlekatan benar           Gambar 9. Perlekatan salah
6.       Melepas isapan bayi
a)      Jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut
b)      Dagu bayi ditekan kebawah
7.       Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan sekitar payudara, biarkan kering dengan sendirinya
8.       Menyendawakan bayi
a)      Bayi digendong tegak dengan bersandar dengan bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
b)      Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Gambar 10. Menyendawakan bayi

H.     MASALAH DALAM MENYUSUI
1.         Masalah menyusui pada masa nifas
a.         Kurang/Salahnya Pemberian Informasi
Kebanyakan ibu masih beranggapan bahwa susu formula jauh lebih baik daripada ASI, sehingga apabila ASI dianggap kurang dengan segera menggunakan susu formula. Pada saat pemeriksaan kehamilan, pendidikan kesehatan tentang menyusui yang diberikan oleh petugas kesehatanpun juga masih kurang.
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat pemeriksaan kehamilan tentang menyusui adalah :
1)        Fisiologi laktasi.
2)        Keuntungan/ manfaat pemberian ASI.
3)        Manfaat dari rawat gabung.
4)        Teknik menyusui yang benar.
5)        Kerugian susu formula.
6)        Dukungan pemberian ASI eksklusif.
b.         Puting Susu Terbenam (Retracted) atau Puting Susu Datar
Bentuk anatomis dari papila atau puting susu yang tidak menguntungkan juga mempengaruhi proses menyusui. Meskipun pada masa antenatal telah dilakukan perawatan payudara dengan teknik Hoffman, yaitu dengan menarik-narik puting ataupun penggunaan breast shield dan breast shell.
Hal yang paling efisien dilakukan adalah isapan langsung yang kuat oleh bayi. Oleh karena itu, segera setelah bayi lahir lakukan:
1)        Biarkan bayi menyusu sedini mungkin dan lakukan kontak skin-to-skin.
2)        Lakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
3)        Apabila puting benar-benar tidak muncul, lakukan penarikan dengan nipple puller atau menggunakan spuit.
4)        Bayi tetap disusui dengan sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari.
5)        Bila ASI penuh, lakukan pemerasan dan berikan dengan sendok, cangkir ataupun teteskan langsung ke mulut bayi.
2.         Masalah menyusui pada bayi
Masalah pada bayi dapat berupa bayi sering menangis, bingung puting, bayi dengan kondisi tertentu seperti BBLR, ikterus, bibir sumbing, bayi kembar, bayi sakit, bayi dengan lidah pendek (lingual frenulum), bayi yang memerlukan perawatan.
a.     Bayi Sering Menangis
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomuniksi antara ibu dan buah hati. Pada saat bayi menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang paling sering karena kurang ASI.
b.    Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
Bingung Puting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot.
Tanda bayi bingung puting antara lain:
1)      Bayi menolak menyusu
2)      Isapan bayi terputus-putus dan sebentar-bentar
3)      Bayi mengisap puting seperti mengisap dot
Hal yang perlu diperhatikan agar bayi tidak bingung puting antara lain:
1)      Berikan susu formula menggunakan sendok ataupun cangkir.
2)      Berikan susu formula dengan indikasi yang kuat.
c.     Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
Bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur maupun bayi kecil mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya lemah. Oleh karena itu, harus segera dilatih untuk menyusu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih sayang dan bila memungkinkan disusui.
d.    Bayi dengan Ikterus
Ikterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI. Ikterik dini terjadi pada bayi usia 2-10 hari yang disebabkan oleh kadar bilirubin dalam darah tinggi. Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka:
1)      Segeralah menyusui bayi setelah lahir.
2)      Menyusui bayi, sesering mungkin tanpa jadwal dan on demand.
Oleh karena itu, menyusui dini sangat penting karena bayi akan mendapat kolustrum. Kolustrum membantu bayi mengeluarkan mekonium, bilirubin dapat dikeluarkan melalui feses sehingga mencegah bayi tidak kuning.
e.    Bayi dengan Bibir Sumbing
Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi dengan bibir sumbing pallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum (langit-langit keras), dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Meskipun bayi terdapat kelainan, ibu harus tetap menyusui karena dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah.
Anjuran menyusui pada keadaan ini dengan cara:
1)      Posisi bayi duduk.
2)      Saat menyusui, puting dan areola dipegang.
3)      Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
4)      Asi perah diberikan pada bayi dengan labiopalatoskisis (sumbing pada bibir dan langit-langit).
f.      Bayi Kembar
Posisi yang dapat digunakan pada saat menyusui bayi kembar adalah dengan posisi memegang bola (football position). Pada saat menyusui secara bersamaan, bayi menyusu secara bergantian. Susuilah bayi sesering mungkin. Apabila bayi ada yang dirawat di rumah sakit, berikanlah ASI peras dan susuilah bayi yang ada dirumah. Agar ibu dapat beristirahat maka sebaiknya mintalah bantuan pada anggota keluarga atau orang lain untuk mengasuh bayi Anda.
g.     Bayi Sakit
Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolahkan mendapatkan makanan per oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah memungkinkan maka berikan ASI. Menyusui bukan kontraindikasi pada bayi sakit dengan muntah-muntah ataupun diare. Posisi menyusui yang tepat dapat mencegah timbulnya muntah, antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI sedikit tapi sering kemudian sendawakan. Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan tengkurap atau miring kanan untuk mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi.
h.    Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk “mengurut” puting dengan optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang” puting dan areola dengan baik, maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat “menangkap” putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi kedua bibir bayi dipertahankan agar tidak berubah-ubah.
i.       Bayi yang Memerlukan Perawatan
Pada saat bayi sakit dan memerlukan perawatan, padahal bayi masih menyusu, sebaiknya ibu tetap merawat dan memberikan ASI. Apabila tidak terdapat fasilitas, maka ibu dapat memerah ASI dan menyimpannya. Cara penyimpanan ASI perahpun juga perlu diperhatikan, agar tidak mudah basi.


j.      Menyusui dalam Keadaan Darurat
Masalah pada keadaan darurat misalnya: kondisi ibu yang panik sehingga produksi ASI dapat berkurang; makanan pengganti ASI tidak terkontrol.
Rekomendasi untuk mengatasi keadaan darurat tersebut antara lain: pemberian ASI harus dilindungi pada keadaan darurat, pemberian makanan pengganti ASI (PASI) dapat diberikan dalam kondisi tertentu dan hanya pada waktu dibutuhkan; bila memungkinkan pemberian PASI tidak menggunakan botol.

I.       TEST
Setelah semua materi bab ini terbahas lebih lanjut, anda dipersilahkan untuk mengerjakan tes berikut:
1.         Sebutkan 4 bentuk putting susu!
2.         Jelaskan tentang fisiologi laktasi!
3.         Sebutkan manfaat pemberian ASI bagi bayi!
4.         Sebutkan komposisi gizi dalam ASI!
5.         Apa yang dimaksud dengan ASI ekslusif?
6.         Apa keuntungan dari IMD?
7.         Sebutkan beberapa cara menyusui yang benar!
8.         Jelaska masalah menyusui pada masa nifas!



DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia..
masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 juni 2010: 20.10 WIB.
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya..







RANGKUMAN

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :Korpus (badan) yaitu bagian yang membesar, Areola yaitu bagian yang kehitaman di tengah, Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Sedangkan bentuk putting ada 4 yaitu putting normal, putting susu pendek, putting susu panjang dan putting susu terbenam. Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin.
Manfaat ASI untuk bayi adalah:
1.    Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
2.    ASI mengandung zat protektif
3.    Mempunyai Efek Psikologis
4.    Menyebabkan Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Lebih Baik
5.    Mengurangi Kejadian Karies Dentis
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam:
1.    Kolostrum
2.    ASI masa transisi
3.    ASI mature
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini
Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the best crawl atau merangkak mencari payudara.
Teknik menyusui yang benar
1.       Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar payudara.
2.       Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
3.       Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu saja
4.       Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)
5.       Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan kemulut bayi
6.       Melepas isapan bayi
7.       Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan sekitar payudara, biarkan kering dengan sendirinya
8.       Menyendawakan bayi
Masalah dalam menyusui
1.       Pada masa nifas
a.    Kurang/Salahnya Pemberian Informasi
b.    Puting Susu Terbenam (Retracted) atau Puting Susu Datar
2.       Pada bayi
a.       Bayi Sering Menangis
b.      Bayi bingung putting
c.       Bayi dengan BBLR dan prematur
d.      Bayi dengan ikterus
e.      Bayi dengan bibir sumbing
f.        Bayi kembar
g.       Bayi sakit
h.      Bayi dengan lidah pendek
i.         Bayi dengan perawatan







BAB III
 















Bab ini mencakup kajian materi tentang perubahan fisiologis masa nifas yaitu perubahan sistem reproduksi, perubahan sistem pencernaan, peruabahan sistem perkemihan, perubahan sistem musculoskeletal, perubahan endokrin, perubahan sistem kardiovaskuler. Berkenaan dengan itu:
Kompetensi dasar:
Kompetensi dasar yang ditegakkan yakni:
Mahasiswa memiliki pemahaman dan kemampuan analisis tentang perubahan sistem reproduksi, perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, perubahan sistem musculoskeletal, perubahan endokrin, perubahan sistem hematologi.
Indikator belajar
Indikator belajar yang diharapkan dapat mencapai pada akhir perkuliahan, yakni:
1)      Mahasiswa dapat mengetahui perubahan sistem reproduksi ibu nifas
2)      Mahasiswa dapat mengetahui perubahan sistem pencernaan ibu nifas
3)      Mahasiswa dapat mengetahui perubahan sistem perkemihan ibu nifas
4)      Mahasiswa dapat mengetahui perubahan sistem musculoskeletal ibu nifas
5)      Mahasiswa dapat mengetahui perubahan endokrin ibu nifas
6)      Mahasiswa dapat mengetahui perubahan sistem hematologi ibu nifas
Berdasarkan indikator belajar sebagaimana teridentifikasi diatas, maka kajian bab ini akan membahas seputar 8 hal, yakni: (1) perubahan sistem reproduksi, (2) perubahan sistem pencernaan, (3) perubahan sistem perkemihan, (4) perubahan sistem musculoskeletal, (5) perubahan endokrin, (6) perubahan sistem hematologi. Untuk itu, guna lebih jelasnya, marilah kita simsk deskripsi materi berikut.
A.      PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
1.     Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
a.    Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
b.    Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berata uterus 750 gr.
c.     Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr
d.    Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr
e.    Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr

2.     Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
Macam – macam Lochia
a.    Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post partum.
b.    Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 – 7 post partum.
c.     Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 – 14 post partum
d.    Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
e.    Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f.     Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya.
3.     Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup
4.      Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.
5.     Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
6.      Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
a.    Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
b.    Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c.     Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

B.      PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
Kerapkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.

C.      PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratam.kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesidah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

D.      PERUBAHAN MUSCULOSKELETAL
Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.

E.       PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
1.     Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.
2.     Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang

F.        PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.

G.     TEST
Setelah semua materi bab ini terbahas lebih lanjut, anda dipersilahkan untuk mengerjakan tes berikut:
1.         Jelaskan perubahan sistem reproduksi pada ibu nifas!
2.         Jelaskan perubahan sistem pencernaan ibu nifas!
3.         Jelaskan perubahan sistem perkemihan ibu nifas!
4.         Jelaskan perubahan sistem musculoskeletal ibu nifas!
5.         Jelaskan perubahan endokrin ibu nifas!
6.         Jelaskan perubahan sistem hematologi ibu nifas!









DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta.

masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.

Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
















RANGKUMAN

Perubahan system reproduksi pada ibu nifas ntara lain;
1.    Uterus
2.    Lochea
3.    Servik
4.    Vulva dan vagina
5.    Perineum
6.    Payudara
Perubahan system pencernaan pada ibu nifas adalah asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema
Perubahan system perkemihan pada ibu nifas adalah Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratama.
Perubahan system musculoskeletal pada ibu nifas adalah Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam post partum
Perubahan system endokrin pada ibu nifas adalah Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progesteron turun pada hari ke 3 post partum
Perubahan system hematologi. pada ibu nifas adalah Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.










PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS NIFAS
 
 
















Bab ini mencakup kajian materi tentang proses adaptasi psikologis masa  nifas yaitu adaptasi psikologis ibu masa nifas, post partum blues, kesedihan dan duka. Berkenaan dengan itu:

Kompetensi dasar:
Kompetensi dasar yang ditegakkan yakni:
Mahasiswa memiliki pemahaman dan kemampuan analisis tentang adaptasi psikologis ibu masa nifas, post partum blues, kesedihan dan duka cita.
Indikator belajar
Indikator belajar yang diharapkan dapat mencapai pada akhir perkuliahan, yakni:
1)    Mahasiswa dapat mengetahui perubahan adaptasi psikologis masa nifas
2)    Mahasiswa dapat mengetahui post partum blues
3)    Mahasiswa dapat mengetahui kesedihan dan duka cita ibu nifas
Berdasarkan indikator belajar sebagaimana teridentifikasi diatas, maka kajian bab ini akan membahas seputar 3 hal, yakni: (1) adaptasi psikologis ibu masa nifas, (2) post partum blues.
A.      ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan asuhan yang berupa memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga, memberikan pendidikan dan penyuluhan secara terus menerus. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut :
1.       Fase Taking In
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
Oleh karena itu kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihannya, disamping nafsu makan ibu yang memang sedang meningkat.
2.       Fase Taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena sat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.

3.       Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil, sehingga sulit menerima kahadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan.
Banyak ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan terjadi akibat persoalan yang sederhana dan dapat diatasi dengan mudah atau sebenarnya dapat dicegah oleh staf keperawatan, pengunjung dan suami, bidan dapat mengantisipasi hal-hal yang bias menimbulkan stress psikologis. Dengan bertemu dan mengenal suami serta keluarga ibu, bidan akan memiliki pandangan yang lebih mendalam terhadap setiap permasalahan yang mendasarinya.
Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu taking in, taking hold dan letting go yang merupakan perubahan perasaan sebagai respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali pada keadaan normal.
Walaupun perubahan-perubahan terjadi sedemikian rupa, ibu sebaiknya tetap menjalani ikatan batin dengan bayinya sejak awal. Sejak dalam kandungan bayi hanya mengenal ibu yang memberinya rasa aman dan nyaman sehingga stress yang dialaminya tidak bertambah berat.
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena semua perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan.
Disini hormon memainkan peranan utama dalam hal bagaimana ibu bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Setelah melahirkan dan lepasnya plasenta dari dinding rahim, tubuh ibu mengalami perubahan besar dalam jumlah hormone sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Disamping perubahan fisik, hadirnya seorang bayi dapat membuat perbedaan besar pada kehidupan ibu dalam hubungannya dengan suami, orang tua, maupun anggota keluarga lain. Perubahan ini akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan diri dengan peranan barunya dan tumbuh kembali dalam keadaan normal.

B.      POST PARTUM BLUES
Post partum blues ini dialami 80% wanita setelah bersalin yaitu merupakan semacam perasaan sedih atau uring-uringan yang melanda ibu dan timbul dalam jangka waktu dua hari sampai dua minggu pasca persalinan.
1.       Etiologi
berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan cara hidupnya sesudah mempunyai bayi, perubahan hormonal, adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih.
Penyebab yang menonjol adalah :
a.       Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
b.      Rasa sakit pada masa nifas
c.       Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan
d.      Kecemasan ketidakmampuan merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit
e.      Rasa takut tidak menarik lagi bagi suami
2.       Gejala-gejalanya antara lain :
Sangat emosional, sedih, khawatir, kurang percaya diri, mudah tersinggung, merasa hilang semangat, menangis tanpa sebab jelas, kurang merasa menerima bayi yang baru dilahirkan, sangat kelelahan, harga diri rendah, tidak sabaran, terlalu sensitive, mudah marah dan gelisah.
3.       Hal-hal yang dapat dilakukan seorang bidan :
a.       Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin
b.      Memberikan penjelasan pada ibu, suami dan keluarga bahwa hal ini merupakan suatu hal yang umum dan akan hilang sendiri dalam dua minggu setelah melahirkan.
c.       Simpati, memberikan bantuan dalam merawat bayi dan dorongan pada ibu agar tumbuh rasa percaya diri.
d.      Memberikan bantuan dalam merawat bayi
e.      Menganjurkan agar beristirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi
Post partum blues ini apabila tidak ditangani secara tepat dapat menjadi lebih buruk atau lebih berat, post partum yang lebih berat disebut post partum depresi (PPD) yang melanda sekitar 10% ibu baru.
Gejala-gejalanya : sulit tidur bahkan saat bayi telah tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan control, terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi, tidak menyukai atau takut menyentuh bayi, pikiran yang menakutkan mengenai bayi, sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi, gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar. Jika ditemukan sejak dini penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan dan konsultasi dengan psikiater, jika depresi yang ibu alami berkepanjangan mungkin ibu perlu perawatan dirumah sakit.
Oleh karena itu penting sekali bagi seorang bidan untuk mengetahui gejala dan tanda dari post partum blues sehingga dapat mengambil tindakan mana yang dapat diatasi dan mana yang memerlukan rujukan kepada yang lebih ahli dalam bidang psikologi.

C.      TEST
Setelah semua materi bab ini terbahas lebih lanjut, anda dipersilahkan untuk mengerjakan tes berikut:
1.      Sebutkan fase-fase adaptasi dalam masa nifas
2.      Jelaskan penyebab terjadinya post partum blues!














DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta.
Masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya..










RANGKUMAN
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut:
1.       Fase taking in
2.       Fase taking hold
3.       Letting go
Post partum blues ini dialami 80% wanita setelah bersalin yaitu merupakan semacam perasaan sedih atau uring-uringan yang melanda ibu dan timbul dalam jangka waktu dua hari sampai dua minggu pasca persalinan
Penyebab yang menonjol adalah :
1.       Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
2.       Rasa sakit pada masa nifas
3.       Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan
4.       Kecemasan ketidakmampuan merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit
 


                                                             






BAB V
 


 







Bab ini mencakup kajian materi tentang gizi,  ambulasi dini, eliminasi kebersihan diri, istirahat, seksual, latihan senam nifas, dan keluarga berencana. Berkenaan dengan itu:
Kompetensi dasar:
Kompetensi dasar yang ditegakkan yakni:
Mahasiswa memiliki pemahaman dan kemampuan analisis tentang kebutuhan dasar pada masa nifas seperti gizi,  ambulasi dini, eliminasi kebersihan diri, istirahat, seksual, latihan senam nifas, dan keluarga berencana.
Indikator belajar
Indikator belajar yang diharapkan dapat mencapai pada akhir perkuliahan, yakni:
·         Mahasiswa dapat menjelaskan gizi ibu nifas
·         Mahasiswa dapat menjelaskan ambulasi dini ibu nifas
·         Mahasiswa dapat menjelaskan eliminasi ibu nifas
·         Mahasiswa dapat menjelaskan kebersihan diri ibu nifas
·         Mahasiswa dapat menjelaskan pola istirahat ibu nfas
·         Mahasiswa dapat menjelaskan pola seksual pada ibu nifas
·         Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam KB yang digunakan pada ibu nifas
Berdasarkan indikator belajar sebagaimana teridentifikasi diatas, maka kajian bab ini akan membahas seputar 7 hal, yakni: (1) gizi, (2) ambulasi dini , (3) eliminasi, (4) kebersihan diri, (5) istirahart, (6) seksual, (7) Keluarga berencana. Untuk itu, guna lebih jelasnya, marilah kita simak deskripsi materi berikut.
A.      GIZI
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25% karena akan berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menu makanan seimbang yang harus  dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol,nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Dismping itu harus mengandung :
1.    Sumber tenaga (energi)
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein (jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan  energi). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan  ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh  dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabti (kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarine).


 






                
Gmbar 1. Sumber tenaga
2.    Sumber pembangun (Protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantin sel-sel yang rusak atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kepiting, kerang, daging ayam, hati, telur, susu, dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur, dan keju, ketiga makanan tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
3.    Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air)
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui sebaiknya minum air putih 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali habis menyusui). Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari sayuran dan buah-buahan segar.


 








Gambar 2. Berbagai macam sayuran
Jenis-jenis mineral penting :
a.    Zat kapur
Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran berwrna hijau.

b.    Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu, keju dan daging.
c.     Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah (HB) sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain : kuning telur, hati, daging, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
d.    Yodium
Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut, dan garam beryodium.
e.    Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak, sumbernya : susu dan keju.







Gambar 3. Buah-buahan
Jenis-jenis Vitamin
a.    Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Sumber : kuning telur, mentega, hati, sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning (wortel, tomat dan nangka). Selain itu, ibu menyusui  juga mendapat tambahan berupa kapsul vitamin A (200.000 IU).
b.    Vitamin B1 (Thiamin)
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik, membantu proses pencernaan makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan. Sumbernya : hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan, tomat, jeruk, nanas dan kentang bakar.
c.     Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan, system urat syaraf, jaringan kulit dan mata. Sumbernya : hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau.
d.    Vitamin B3 (Niacin)
Disebut juga Nitocine acid, dibutuhkn dalam proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumbernya : Susu, kuning telur, daging, kaldu daging, hati, daging ayam, kacang-kacangan, beras merah, jamur, dan tomat.
e.    Vitamin B6 (Pyridoksin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi. Sumber : gandum, jagung, hati dan daging.
f.     Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumber : telur, daging, hati, keju, ikan laut, kerang laut.
g.    Folic acid
Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukan sel darah merah dan produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan dan sayuran hijau.
h.    Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, papaya, dan sayuran.
i.      Vitamin D
Dibutuhkn untuk pertumbuhan,pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain : minyak ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi (sebelum jam 09.00).
j.      Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah normal. Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagus dan bayam.
Kebutuhan energy ibu nifas / menyusui pada enam bulan pertama kira-kira 700 kkal/hari dan enam bulan kedua 500 kkal/hari, sedangkan ibu menyusui bayi yang berumur 2 tahun rata-rata sebesar 400 kkl/hari.
Tabel 2
Perbandingan angka kecukupan energi dan zat gizi wanita dan tambahanya untuk ibu hamil dan menyusui.
No
Zat gizi
Wanita dewasa
Ibu menyusui
Ibu hamil
0-6 bulan
7-12 bulan
1.
Energi (kkal)
2200
285
700
500
2.
Protein (g)
48
12
16
12
3.
Vitamin A (mg)
500
200
350
300
4.
Vitamin D (mg)
5
5
5
5
5.
Vitamin E (mg)
8
2
4
2
6.
Vitamin K (mg)
6,5
6,5
6,5
6.5
7.
Tiamin (mg)
1,0
0,2
0,3
0,3
8.
RiboFlavin (mg)
1,2
0,2
0,4
0,3
9.
Niasin (mg)
9
0,1
3
3
10.
Vit B12 (mg)
1,0
0,3
0,3
0,3
11.
Asam folat (mg)
150
150
50
40
12.
Piridoksin (mg)
1,6
0,6
0,5
0,5
13.
VitaminC (mg)
60
10
25
10
14.
Kalsium (mg)
500
400
400
400
15.
Fosfor (mg)
450
200
300
200
16.
Besi (mg)
26
20
2
2
17.
Seng  (mg)
15
5
10
10
18.
Yodium (mg)
150
25
50
50
19.
Senium (mg)
55
15
25
20







 








Gambar 4. gizi seimbang
Petunjuk untuk mengolah makanan sehat :
1.    Pilih sayur-sayuran, buah-buahan, daging dan ikan yang segar.
2.    Cuci tangan sampai bersih sebbelum dan sesudah mengolah makanan.
3.    Cuci bahan makanan sampai bersih lalu potong-potong.
4.    Masak sayuran sampai layu.
5.    olah makanan sampai matang
6.    Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet (vetsin)
7.    Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali dipakai
8.    Perhatikan kadaluarsa dan komposisi zat gizi makanan. Jika dikemas dalam kaleng, jangan memilih kaleng yang telah penyok / karatan.
9.    Simpan peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman.
10.     Jangan biarkan binatang berkeliaran di dapur.


B.      AMBULASI DINI
Disebut juga early ambulation. Early ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Keuntungan early ambulation adalah :
1.   Klient merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat.
2.   Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
3.   Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat atau memelihara anaknya, memandikan dll selama ibu masih dalam perawatan.
Kontra indikasi : Klien dengan penyulit, misalnya : anemia penyakit jantung, penyakit paru, dll.

C.      ELIMINASI
1.    Miksi
Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam. Ibu diusashakan dapat buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan :
a.    Dirangsang dengan mengalirkan air kran didekat klien.
b.    Mengompres air hangat diatas simpisis.
Bila tidak berhasil dengan cara diatas, maka dilakukan dengan kateterisasi. Karena prosedur kateterisasi membuat klien tidak nyaman dan resiko infeksi saluran kencing tinggi, untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum. Douwer kateter diganti setelah 48 jam.
2.    Defekasi
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar. Jika klient pada hari ke tiga belum juga buang air besar, maka diberikan laksan supositoria dan minum air hangat. Agar dapat buang air besar secara teratur, dapat dilakukan dengan diet teratur, pemberian cairan yang banyak, makanan cukup serat, olah raga.

D.      KEBERSIHAN DIRI
Mandi ditempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi, yang terutama di bersihkan adalah putting susu dan mamae dilanjutkan perawatan perineum.
1.    Perawatan perineum.
Apabila setelah buang air besar atau air kecil perineum dibersiihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitanya akan lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau buang air besar.
Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberi tahu caranya mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea sehingga jika ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2.    Perawatan payudara
a.    Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu dengan menggunakan BH yang menyokong payudara.
b.    Apabila kolustrum lecet oleskan colustrum atau asi yang keluar pada sekitar putting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet
c.     Apabila lecet sangat berat dapat di istarahatkan selama 24 jam, asi dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
d.    Untuk dapat menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

E.       ISTIRAHAT
Kebahagiaan setelah melahirkan membuat sulit istirahat. Seorang ibu baru akan cemas apakah dia mampu merawat anaknya atau tidak. Hal ini mengakibatkan sulit tidur, juga akan terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki atau mengganti popok yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Anjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selama bayi tidur. Kurang istirahat akan mepengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi jumlah produksi ASI, memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

F.       SEKSUAL
Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah sembuh mak coitus bias dilakukan pada 3-4 minggu post partum. Hasrat seksual pada bulan pertama akan berkurang baik kecepatan maupun lamanya, juga orgasmepun akan menurun. Ada juga yang berpendapat bahwa coitus dapat dilakukan setelah masa nifas berdasarkan teori bahwa saat itu bekas luka plasenta baru sembuh (proses penyembuhan luka post paertum sampai dengan 6 minggu). Secara fisik aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan suami istri.

G.     LATIHAN SENAM NIFAS
Banyak diantara senam postpartum sebanarnya sama dengan senam antenatal. Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan-lahan dahulu lalu semakin lama semakin sering/ kuat. Senam yang pertama paling baik paling aman untuk memperkuat dasr panggul adalah senam kegel. Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktikan otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut teap mencobanya. Senam kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan jalan mebuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul.
Lakukan senam ini kapan saja. Lakukanlah sampai 100 kali dalam sehari. Untuk menkontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang BAK dan lalu tiba-tiba menahanya atau bayangkan bahwa dasar panggul merupakan dasar elevator, secara perlahan menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian ke lantai 3 dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut.
Senam kegel mempunyai bebrapa manfaat antara lain membuat jahitan-jahitan lebih merapat, mempercepat penyembuhan, meredakan hemoroid, meningkatkan pengendalian atas urine. Caranya dengan berdiri dengan tungkai di rapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi lagi sampai 5 kali.
Mengencangkan otot-otot abdomen yaitu dengan otot-otot abdomen setelah melahirkan akan menunjukkan kebutuhan perhatian yang paling jelas. Mengembalikan tonus otot-otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam dalam masa postpartum.
Secara umum :
Pada minggu-minggu pertam ibu sering mengalami penegangan yang terasa sakit di punggung atas yang disebabkan oleh payudara yang berat serta pemberian ASI yang sering terpaksa dilakukan dengan posisi yang kaku dan lama diperhatikan. Senam tangan dan bahu secara teratur sangat penting untuk mngendurkan ketegangan ini, dan juga dengan menggunakan gerakan tubuh yang baik, sikap yang baik, serta posisi yang nyaman pada waktu pemberian ASI.
GERAKAN SENAM NIFAS
nifasTidur terlentang dengan lutut ditekuk. Tarik nafas dalam melalui hidung. Usahakan agar tulang dada tidak bergerak dan uasahakan agar otot perut mengembang. Keluarkan nafas pelan-pelan namun dengan kuat menggunakan otot-otot perut Usahakan keluarkan nafas dalam waktu 3-5 detik. Kemudian rileks.






nifas,nifas,nifas
 
   Tidur terlentang dengan lutut ditekuk. Saat tarik nafas dalam, gulingkan pelvis ke belakang dengan menempelkan tulang pada lantai / tempat tidur. Keluarkan nafas pelan namun kuat dengan mengencangkan otot perut dan otot pantat. Usahakan keluarkan nafas dalam waktu 3-5 detik. Kemudian rilek
nifas 




nifas_1Tidur terlentang dengan lutut ditekuk. Saat tarik nafas dalam letakkan dagu diatas dada. Saat mengeluarkan nafas angkat kepala dan bahu pelan-pelan dan raih lutut dengan mengulurkan tangan dengan penuh Badan diangkat (+ 15-20 cm) sementara pinggang tetap dilantai/tempat tidur. Dengan pelan dan lembut bagian bawah kepala dan bahu dikembalikan, seperti pada saat mulai. Kemudian rilek.




nifas_1Tidur terlentang dengan lutut ditekuk sementara kedua tangan berada disamping Pelan-pelan angkat pantat dan punggung bawah. Kembali seperti posisi awal




nifas_3Tidur terlentang, lutut kanan lurus dan lutut kiri ditekuk. Usahakan agar bahu tetap menempel pada lantai / tempat tidur Dengan pelan dan lembut gulingkan lutut kiri ke kanan hingga menyentuh lantai atau tempat tidur, dan kembali ke posisi awal. Demikian pula pada lutut kanan. Kemudian rilek






Tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk. Jaga agar bahu rata dengan lantai dan telapak kaki diam di tempat. Dengan pelan dan lembut gulingkan lutut hingga menyentuh lantai / tempat tidur. Angkat kembali dengan pelan . Kemudian digulingkan kea rah yang lain hingga menyentuh ke lantai / tempat tidur. Kembali ke posisi awal dan rilek


nifas_3
 








Tidur terlentang, kaki lurus, dan bahu datar. Angkat kaki kiri dengan pelan dan gulingkan ke kanan melewati kaki kanan hingga menyentuh lantai atau tempat tidur. Kembali ke posisi awal. Demikian pula pada kaki kanan. Kembali rilek


nifas_3
 






nifas_3Tidur terlentang dengan tangan direntangkan ke samping hingga membentuk sudut 90o dari tubuh. Angkat kedua tangan tekuk lurus hingga saling bersentuhan. Kemudian turunkan dengan pelan ke posisi awal.






H.     KELUARGA BERENCANA
1      Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana cara menceah kehamilan yang tidak diinginkan.
2      Biasanya ibu postpartum tidak menghasilkan telur (ovulasi) ebelum mendapatkan haidnya selama menteki, oleh karena itu amenore latasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan.
3      Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu, meliputi :
a.    Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan serta metodenya.
b.    Kelebihan dan keuntungan
c.     Efek samping
d.    Kekurangannya
e.    Bagaimana memakai metode itu
f.     Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca persalimnan yang menyusui.
4      Jika pasangan memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam dua minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin di tanyakan oleh ibu atau pasangan an untuk mlihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.



I.        TEST
Setelah semua materi bab ini terbahas lebih lanjut, anda dipersilahkan untuk mengerjakan tes berikut:
1.     Jelaskan berbagai macam gizi yang diperlukan ibu nifas!
2.     Sebutkan keuntungan dari ambulasi dini(3 saja)!
3.     Jelaskan eliminasi normal pada ibu nifas!
4.     Sebutkan kebersihan apa saja yang diperlukan ib nifas!
5.     Jelaskan pola seksual yang dianjurkan pada ibu nifas!
6.     Sebutkan hal penting yang perlu diperhatikan pada ibu nifas pada saat ber KB!














DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta.

Masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.

Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya..










RANGKUMAN

Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25% karena akan berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Early ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum.
Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam, Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar.
Mandi ditempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi, yang terutama di bersihkan adalah putting susu dan mamae dilanjutkan perawatan perineum.
Kebahagiaan setelah melahirkan membuat sulit istirahat. Seorang ibu baru akan cemas apakah dia mampu merawat anaknya atau tidak. Hal ini mengakibatkan sulit tidur, juga akan terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki atau mengganti popok yang sebelumnya belum pernah dilakukan
Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah sembuh mak coitus bias dilakukan pada 3-4 minggu post partum
Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktikan otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut teap mencobanya. Senam kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan jalan mebuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul.
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali , Biasanya ibu postpartum tidak menghasilkan telur (ovulasi) ebelum mendapatkan haidnya selama menteki, oleh karena itu amenore latasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar